Nilai tukar rupiah pada posisi perdagangan sore tercatat di angka Rp14.070 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar spot Selasa (29/1) pagi. Posisi ini menguat tipis 0,01 persen dibandingkan penutupan Jumat (30/1) yakni Rp14.072 per dolar AS.
Di kawasan Asia, rupiah tak menguat sendirian. Mata uang Garuda ditemani oleh yen Jepang yang menguat 0,16 persen, rupee India yang menguat 0,09 persen, hingga peso Filipina yang menguat 0,05 persen. Namun, baht Thailand melemah 0,01 persen dan ringgit Malaysia keok 0,05 persen terhadap dolar AS.
Analis Monex Investindo mengatakan terdapat potensi penguatan rupiah pada hari ini. Sebab, selama pekan ini dolar AS diperkirakan masih akan melemah karena antisipasi pengumuman Bank Sentral AS pada Kamis (31/1) nanti yang diprediksi dovish (condong menunda kenaikan suku bunga). Prediksi ini diperkuat dengan proyeksi melambatnya pertumbuhan ekonomi AS. Rencananya, data ekonomi Negeri Paman Sam akan diumumkan pada Jumat mendatang. Hanya saja, penguatan rupiah hari ini diprediksi terbatas karena dolar masih memiliki pengaman, yakni pelaksanaan layanan publik sementara pada Senin kemarin, setelah sempat terhenti.
Hari ini, ada peluang rupiah konsolidasi di area Rp14 ribuan, untuk bisa jauh menguat dari 14 ribu sebenarnya agak berat dalam jangka pendek ini. Kemarin juga indeks dolar bergerak stabil, bahkan ada potensi dolar rebound. Diperkirakan dolar akan bergerak di kisaran Rp14.000 hingga Rp14.120 per dolar AS dan konsolidasi di rentang itu sebelum bergerak menuju Rp13.900 per dolar AS.
Sentimen penggeraknya masih sama. Masih memanfaatkan prospek dovish The Fed. Ini yang punya peluang mendominasi pergerakan pasar keuangan secara keseluruhan.