Ekonomi | Rabu, 08 Juli 2020 - 12:12 WIB

Rupiah Menguat ke Rp14.395 per Dolar AS

Rupiah Menguat ke Rp14.395 per Dolar AS

Author:

Maulidia Septiani

Ekonomi

08 Juli 2020

12:12 WIB

Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.395 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Rabu (8/7) sore. Posisi ini menguat 45 poin atau 0,31 persen dari Rp14.440 pada Selasa (7/7).
Di Asia, rupiah menjadi satu-satunya mata uang yang menguat dari dolar AS. Sementara dolar Hong Kong stagnan.

Sedangkan mata uang Asia lainnya berada di zona merah. Baht Thailand melemah 0,25 persen, yen Jepang minus 0,13 persen, won Korea Selatan minus 0,13 persen, dan yuan China minus 0,11 persen.

Lalu, peso Filipina melemah 0,09 persen, ringggit Malaysia minus 0,07 persen, dan dolar Singapura minus 0,04 persen. Begitu pula dengan mata uang utama negara maju, mayoritas melemah dari dolar AS.

Dolar Australia melemah 0,15 persen, dolar Kanada minus 0,04 persen, franc Swiss minus 0,04 persen, dan euro Eropa minus 0,01 persen. Hanya poundsterling Inggris dan rubel Rusia yang menguat, masing-masing 0,03 persen dan 0,02 persen.

Kendati menjadi juara di Asia, namun Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra melihat rupiah perlahan justru akan berbalik melemah pada hari ini. Sebab, sentimen negatif masih menyelimuti pergerakan rupiah seperti mata uang Asia lain.

Rupiah berpotensi bergerak melemah ke arah resistance Rp14.550 per dolar AS, sementara area support di kisaran Rp14.400 per dolar AS.

Menurut Ariston, mata uang Garuda akan melemah karena kekhawatiran pelaku pasar terhadap peningkatan kasus baru virus corona atau covid-19 masih cukup tinggi. Bahkan, dampaknya ke pertumbuhan ekonomi pun masih akan besar.

Data Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organizations/WHO) mencatat ada 11,5 juta kasus virus corona di dunia pada Kamis (7/7). Jumlah kasus kematian mencapai 535 ribu orang.

"WHO melaporkan kenaikan laju kasus positif covid-19 di Juni yang bisa menyebabkan kenaikan tingkat kematian akibat covid ke depannya," katanya.

Sentimen lain yang turut membayangi pergerakan mata uang adalah kekhawatiran bank sentral AS, The Federal Reserve yang meningkat terhadap pemulihan ekonomi dunia akibat covid-19. Tingkat imbal hasil (yield) surat utang AS, US Treasury tenor 10 tahun kembali melemah dari 0,7 persen menjadi 0,64 persen karena tingginya permintaan aset aman. 

Terpopuler