Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp15.500 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Kamis (23/4) pagi. Mata uang garuda melemah 50 poin atau 0,32 persen dibandingkan perdagangan kemarin sore di level Rp15.450 per dolar AS.
Di kawasan Asia, hanya rupiah dan dolar Hong Kong yang melemah 0,01 persen dari dolar AS. Sementara, mayoritas mata uang lainnya kompak berada di zona hijau pagi ini.
Ringgit Malaysia menguat 0,23 persen, won Korea Selatan 0,22 persen, peso Filipina 0,16 persen, dan baht Thailand 0,12 persen. Kemudian, dolar Singapura menguat 0,04 persen, yuan China 0,04 persen, dan yen Jepang 0,03 persen.
Sedangkan mata uang utama negara maju bergerak variasi. Rubel Rusia menguat 0,14 persen.
Poundsterling Inggris stagnan. Sisanya, dolar Australia melemah 0,17 persen, franc Swiss minus 0,08 persen, euro Eropa minus 0,06 persen, dan dolar Kanada minus 0,04 persen.
Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan nilai tukar rupiah tetap memiliki potensi penguatan pada hari ini karena sentimen penurunan harga minyak mentah dunia mulai mereda. Rupiah diperkirakan bergerak di kisaran Rp15.250 sampai Rp15.500 per dolar AS pada hari ini.
"Reboundnya harga minyak mentah membantu sentimen positif," kata Ariston kepada CNNIndonesia.com, Kamis (23/4).
Pada perdagangan hari ini, harga minyak mentah Brent kembali ke kisaran US$20,9 per barel atau menguat 2,6 persen dari posisi kemarin. Sementara, harga minyak mentah WTI naik 3,91 persen menjadi US$14,22 per barel.
Selain harga minyak dunia, pergerakan mata uang juga akan dipengaruhi oleh respons positif pelaku pasar terhadap pembukaan aktivitas ekonomi di negara-negara kawasan Eropa dan AS. Hal ini sejalan dengan melandainya jumlah kasus positif virus corona baru di kedua kawasan.
"Sentimen positif ini berlanjut pada pagi ini ke pasar Asia, melanjutkan sentimen positif sejak pembukaan pasar Eropa kemarin hingga penutupan pasar AS subuh tadi," jelasnya.
Di sisi lain, sentimen positif bagi mata uang juga datang dari persetujuan tambahan stimulus ekonomi pemerintah AS dari DPR sekitar lebih dari US$480 miliar atau setara Rp7.440 triliun.