Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan bergerak ke zona merah pada awal pekan ini. Rilis data inflasi Oktober yang di bawah ekspektasi menjadi pemberat laju indeks di bursa saham. Selain itu, sejumlah rilis kinerja emiten kuartal-III juga tak cukup memuaskan. Inflasi yang menunjukan perlambatan sebesar 3,13 persen secara year-on-year (YoY) menjadi katalis negatif IHSG.
Rilis data pertumbuhan PDB juga diproyeksikan akan jauh dari ekspektasi sehingga menjadi sentimen negatif dari domestik. Indonesia akan merilis data pertumbuhan PDB dengan perkiraaan turun menjadi 5,01 persen dari 5,05 persen meskipun bank Indonesia menyatakan optimis masih di atas 5 persen pada laju pertumbuhan PDB Indonesia. Sebab itu, IHSG diprediksi akan tertekan dengan bergerak melemah apabila break level 6.200 dengan support resistance 6.170-6.250.
IHSG kemungkinan jatuh terkoreksi ke level 6.176-6.244. Proyeksi indeks hari ini, secara teknikal indikator stochastic membentuk deadcross di area overbought dan MACD menunjukkan distribusi mengindikasikan akan ada koreksi. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan saham Jumat ini. Nilai tukar rupiah berada di level 14.039 per dolar Amerika Serikat (AS). Pada penutupan perdagangan saham Jumat(1/11/2019), IHSG ditutup di zona merah dengan turun 21,12 poin atau 0,34 persen ke posisi 6.207,19. Sementara itu, indeks saham LQ45 juga turun 0,48 persen ke posisi 980,08.
Sebanyak 135 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona merah. Sementara 299 saham menguat dan 128 saham diam di tempat. Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 573.802 kali dengan volume perdagangan 18,6 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8,9 triliun.Investor asing jual saham mencapai Rp 347,96 triliun miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.035.
Dari 10 sektor pembentuk IHSG, hanya dua sektor berada di zona hijau yaitu sektor industri dasar yang naik 1,35 persen dan sektor keuangan naik 0,33 persen. Sementara sektor yang melemah antara lain sektor aneka industri yang anjlok 1,87 persen. Disusul sektor pertambangan yang turun 1,8 persen dan sektor infrastruktur yang turun 1,58 persen. Sementara saham-saham yang menguat antara lain BLUE yang naik 24,74 persen ke Rp 474 per saham, SMMA naik 20 persen ke Rp 11.550 per saham dan KBLM naik 17,86 persen ke Rp 330 per saham. Saham-saham yang melemah antara lain LUCK turun 25 persen ke Rp 975 per saham, POSA turun 16 persen ke Rp 63 per saham dan MLPT turun 14,29 persen ke Rp 600 per saham.