BPS mencatat ekonomi RI tumbuh 3,51 persen pada kuartal III 2021 kemarin. Angka ini berbanding terbalik dengan kuartal III 2020 yang minus 3,49 persen. Dengan besaran produk domestik bruto (PDB) kalau dihitung pertumbuhan kuartal III 2021, perekonomian tumbuh 1,55 persen secara kuartal ke kuartal dan 3,51 persen kalau dibandingkan kuartal III 2020.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia sejalan pertumbuhan ekonomi sejumlah negara mitra dagang yang tercatat positif pada kuartal III 2021. Rinciannya, China tumbuh 4,9 persen, Amerika Serikat (AS) tumbuh 4,9 persen, Singapura tumbuh 6,5 persen, Korea Selatan tumbuh 4 persen, Hong Kong tumbuh 5,4 persen, dan Uni Eropa tumbuh 3,9 persen.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di kisaran 4,3 persen pada kuartal III 2021. Proyeksi itu di atas batas minimal sebelumnya, 4 persen. Outlook pertumbuhan ekonomi kuartal III kita membaik menjadi 4,3 persen. Proyeksi tersebut tetap memberi optimisme pada pemulihan ekonomi Indonesia, meski tidak setinggi asumsi awal. Begitu juga bila dibandingkan dengan realisasi pertumbuhan ekonomi sebesar 7,07 persen pada kuartal II 2021.
Untuk sepanjang tahun ini, ekonomi Indonesia diperkirakan akan berada di kisaran 4 persen. Proyeksi ini turut mempertimbangkan pemulihan ekonomi di negara-negara lain di dunia, seperti China, Amerika Serikat, hingga negara-negara di kawasan Eropa.
Sementara, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memprediksi ekonomi Indonesia pada kuartal III akan lebih rendah dari kuartal II 2021. Pada kuartal lalu, ekonomi berhasil melaju di kisaran 7,07 persen sekaligus membawa Indonesia lepas dari jurang resesi ekonomi. Harapannya bisa berlanjut di kuartal III, meski kami pastikan bahwa pertumbuhan ekonomi di kuartal III pasti akan lebih rendah daripada kuartal II. Proyeksi ini muncul karena Indonesia mengalami lonjakan kasus covid-19 pada akhir kuartal II 2021. Hal ini terjadi karena menyebarnya covid-19 varian delta.