Ekonomi | Selasa, 05 Pebruari 2019 - 21:09 WIB

Pertumbuhan Ekonomi 2018 Diramal Hanya Tumbuh 5,1 Persen

Pertumbuhan Ekonomi 2018 Diramal Hanya Tumbuh 5,1 Persen

Author:

Maulidia Septiani

Ekonomi

05 Pebruari 2019

21:09 WIB

Pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2018 diproyeksi melambat dibanding kuartal sebelumnya. Meski demikian, ekonomi sepanjang 2018 diperkirakan tumbuh di kisaran 5,14-5,16 persen tertopang konsumsi rumah tangga yang masih tumbuh di kisaran 5 persen. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2017 sebesar 5,19 persen. Sedangkan ekonomi sepanjang 2017 tercatat sebesar 5,07 persen. Rencananya hari ini pukul 11.00 WIB, BPS bakal merilis data resmi pertumbuhan ekonomi sepanjang 2018.

Kepala Ekonom BCA David Sumual menjelaskan produksi barang mendekati akhir tahun biasanya memang memasuki pola penurunan. Sementara konsumsi rumah tangga justru meningkat di akhir tahun karena ada momentum Natal dan Tahun Baru. Ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal IV melambat 1,8 persen dibanding kuartal sebelumnya. Sementara secara tahunan, pertumbuhan ekonomi kuartal IV diperkirakan hanya tumbuh 5,06 persen.  Adapun sepanjang tahun lalu, David memperkirakan ekonomi tumbuh di kisaran 5,14 persen dibanding 2017.  Meski konsumsi rumah tangga diperkirakan tumbuh kencang, menurut David, investasi cenderung melambat di akhir tahun lalu. Perlambatan investasi, menurut dia, disebabkan ketidakpastian global dan domestik.  Selain investasi, ekspor juga menghadapi tren penurunan di tengah pelemahan harga komoditas. Sementara impor masih tumbuh kencang di akhir tahun lalu.  Investasi Jadi secara keseluruhan di kuartal IV 2018 saya proyeksi agak melambat. 

Ekonomi Bank Mandiri Andry Asmoro juga memproyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal IV melambat dibanding kuartal sebelumnya menjadi di kisaran 5,14 persen secara tahunan. Pada kuartal III 2018 lalu, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 5,17 persen.  

Sementara Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede meramalkan pertumbuhan ekonomi 2018 berada di kisaran 5,15 persen. Penopang utama pertumbuhan ekonomi masih berasal dari tingkat konsumsi rumah tangga. Peningkatan pertumbuhan ekonomi 2018 juga ditopang oleh produktifnya bantuan sosial yang disalurkan oleh pemerintah melalui Program Keluarga Harapan (PKH) dan belanja lainnya seperti alokasi dana desa. Josua memperkirakan konsumsi rumah tangga terjaga pada kisaran persen lantaran inflasi yang terkendali di kisaran 3,13 persen.  Kinerja investasi tahun lalu juga meningkat meskipun di tengah risiko ekonomi global khususnya dari penguatan dolar Amerika Serikat (AS). Untuk mengingatkan, nilai tukar rupiah memang bergejolak pada tahun lalu. Rupiah bahkan sempat menembus level Rp15.200 per dolar AS, meski kini berada di area Rp14 ribu per dolar AS. 

Pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 mematok pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen. Namun, belakangan pemerintah memproyeksi pertumbuhan ekonomi bakal lebih rendah dan berada di kisaran 5,1-5,2 persen.  Presiden Joko Widodo akhir tahun lalu menyebut ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh 5,17 persen sepanjang 2018.  Ia tak menyebut komponen apa saja yang menjadi penopang ekonomi tahun lalu, tetapi berharap pertumbuhan salah satunya ditopang daya beli masyarakat. 

Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal IV bakal sedikit melambat dan berada di kisaran 5,16 persen.  Pertumbuhan ekonomi kuartal IV, akan ditopang oleh konsumsi yang akan tumbuh lebih dari lima persen. Selain itu, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) juga berkontribusi positif mendekati tujuh persen.  Jadi, pertumbuhan ekonomi sampai akhir tahun diperkirakan akan konstan di 5,17 persen atau dalam range 5,14 - 5,21 persen. 
 

Terpopuler