Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.560 per dolar AS pada Jumat (7/8) pagi. Posisi tersebut melemah 0,17 persen dibandingkan perdagangan Kamis (6/8) sore di level Rp14.585 per dolar AS.
Pagi ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau melemah terhadap dolar AS. Won Korea Selatan melemah 0,15 persen, peso Filipina melemah 0,05 persen, rupee India menguat 0,01 persen, yuan China melemah 0,02 persen, baht Thailand melemah 0,06 persen, dan dolar Singapura melemah 0,06 persen.
Sebaliknya, yen Jepang menguat 0,01 persen, ringgit Malaysia menguat 0,04 persen, dan dolar Taiwan menguat 0,06 persen.
Sementara itu, mayoritas mata uang di negara maju masih bergerak variatif terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris menguat 0,08 persen dan dolar Australia menguat 0,15 persen. Sebaliknya dolar Kanada melemah 0,23 persen dan franc Swiss melemah 0,12 persen
Kepala Riset Monex Investindo Ariston memprediksi pergerakan rupiah sepanjang hari ini melemah di kisaran Rp14.500-Rp14.700 dolar AS tertekan peningkatan permintaan atas aset aman.
Pagi ini terlihat tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun mengalami pelemahan ke kisaran 0,527 persen, atau turun sekitar 2,1 persen dibandingkan penutupan kemarin.
Ini menunjukkan permintaan aset aman cukup tinggi dan bisa mengindikasikan kekhawatiran di pasar keuangan meningkat.
Pasar, lanjut Ariston, juga khawatir dengan gangguan pemulihan ekonomi global karena pandemi yang masih belum bisa dikendalikan dan hubungan AS dan Tiongkok yang meregang.
"Rupiah bisa mengalami pelemahan hari ini karena kekhawatiran tersebut," tandasnya.