Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.040 per dolar AS pada perdagangan pasar spot, Kamis (7/11) pagi. Posisi tersebut melemah 18 poin atau 0,13 persen kalau dibandingkan perdagangan Rabu (6/11), yang berada di level Rp14.022 per dolar AS.
Pagi hari ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia melemah terhadap dolar AS. Pelemahan terjadi pada won Korea 0,28 persen, ringgit Malaysia 0,17 persen, dan dolar Singapura 0,06 persen, serta peso Filipina melemah 0,04 persen.
Sementara itu, Penguatan terjadi kepada yuan China 0,17 persen, yen Jepang 0,08, persen, baht Thailand 0,03 persen dan dolar Hong Kong terpantau menguat sebesar 0,03 persen terhadap dolar AS.
Kemudian di negara maju, mayoritas nilai tukar melemah terhadap dolar AS. Pelemahan terjadi kepada poundsterling Inggris sebesar 0,04 persen, serta dolar Australia sebesar 0,14 persen terhadap dolar AS. Sementara itu, penguatan hanya terjadi pada euro sebesar 0,02 persen.
Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai pelemahan rupiah terjadi akibat kesepakatan dagang antara China dan AS yang kembali memanas, karena masing-masing pihak mempersulit perjanjian. China bakal mempersulit AS untuk mendapatkan kesepakatan. Karena dia menginginkan tarif semua barang impor dihilangkan.
Ariston kemudian mengatakan bahwa rupiah mungkin akan dapat tekanan lagi, akibat kemunduran kesepakatan dagang, meskipun tekanannya tidak akan terlalu dalam. Sentimen negatifnya tidak terlalu kuat, karena kemunduran perjanjian saja ke Desember. Lebih lanjut, rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.070 hingga Rp14.000 per dolar AS pada hari ini.