Ekonomi | Senin, 13 Juli 2020 - 10:10 WIB

Penguatan Aset Berisiko Angkat Rupiah ke Rp14.370

Penguatan Aset Berisiko Angkat Rupiah ke Rp14.370

Author:

Maulidia Septiani

Ekonomi

13 Juli 2020

10:10 WIB

Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.370 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Senin (13/7) pagi. Posisi tersebut menguat 0,45 persen dibandingkan perdagangan Jumat (10/7) sore di level Rp14.435 per dolar AS.
Pagi ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau menguat terhadap dolar AS. Yen Jepang menguat 0,10 persen, dolar Hong Kong menguat 0,02 persen, dolar Singapura menguat 0,16 persen
dolar Taiwan menguat 0,35 persen, dan won Korea Selatan menguat 0,38 persen.

Peso Filipina juga menguat 0,16 persen diikuti ringgit Malaysia yang menguat 0,21 persen dan baht Thailand menguat 0,20 persen. Sementara rupee India dan yuan China terpantau melemah masing-masing 0,28 persen dan 0,06 persen.

Sementara itu, mayoritas mata uang di negara maju masih bergerak variatif di hadapan dolar AS. Poundsterling Inggris melemah 0,22 persen dan dolar Australia melemah 0,20 persen. Sebaliknya dolar Kanada menguat 0,13 persen dan franc Swiss menguat 0,14 persen.

Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan penguatan rupiah pada pembukaan pagi ini dipengaruhi oleh aset berisiko yang terlihat menguat dengan naiknya indeks saham Asia mengikuti sentimen positif penguatan indeks saham AS dan Eropa akhir pekan lalu.

Sentimen positif tersebut sejauh ini, menurutnya masih dipengaruhi potensi pemulihan ekonomi di tengah pandemi.

"Rupiah juga mungkin akan ikut menguat hari ini mengikuti sentimen positif tersebut. Dengan potensi penguatan ke arah 14.350 dan potensi resisten di 14.500," ujar Ariston kepada CNNIndonesia.com, Senin (13/7).

Di sisi lain pasar masih memperhatikan perkembangan penularan Covid-19 yang terus meninggi dan dikhawatirkan akan melambatkan kembali pemulihan ekonomi.

"Hari minggu lalu WHO melaporkan kenaikan penularan global tertinggi dalam 24 jam sebesar 230 ribu lebih. Isu penularan covid ini bisa memberikan tekanan kembali ke aset berisiko termasuk rupiah," pungkasnya.

Terpopuler