Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai keputusan Federal Reserve untuk menahan suku bunga acuan menggambarkan bank sentral Amerika Serikat (AS) itu melihat ada potensi pelemahan ekonomi dunia. Itu menggambarkan mereka concern (memperhatikan) mengenai pelemahan ekonomi, baik itu di AS maupun di dunia. Jadi ini juga memberi peringatan bahwa lingkungan globalnya mungkin menjadi lemah. Untuk menghadapi kondisi pelemahan ekonomi global, Indonesia harus memperkuat pertahanan ekonomi dalam negeri. Maka itu, konsumsi masyarakat, investasi, belanja pemerintah, dan diversifikasi ekspor serta faktor-faktor penggerak pertumbuhan ekonomi lain harus digenjot.
Di sisi lain, keputusan The Fed menahan suku bunga memberikan kelonggaran dari sisi moneter, baik bagi Indonesia maupun secara global. Kondisi ini berbanding terbalik dengan kebijakan The Fed tahun lalu. Sepanjang 2018, The Fed tercatat menaikkan suku bunga acuannya sebanyak empat kali, yaitu pada Maret, Juni, September, dan Desember. Pressure atau tekanan seperti yang terjadi di 2018 yaitu kenaikan suku bunga empat kali tidak akan terjadi tahun ini.
Rabu (20/3) waktu AS, The Fed menyebut FOMC memutuskan kebijakan ini untuk mendorong lapangan kerja dan stabilitas harga. FOMC memutuskan mempertahankan Fed Fund Rate di kisaran 2,25 persen hingga 2,50 persen. FOMC melihat ekspansi berkelanjutan dari kegiatan ekonomi, kondisi pasar tenaga kerja yang kuat, dan inflasi mendekati target, yaitu 2 persen.