Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi sepanjang Februari 2021 masih berada di posisi relatif rendah yakni 0,07 persen secara bulanan (month to month/mtm). Proyeksi itu lebih rendah dari realisasi periode yang sama tahun lalu, 0,28 persen.
Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan proyeksi itu didasarkan pada Survei Pemantauan Harga yang dilakukan bank sentral pada pekan ke-3 bulan ini.
Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Februari 2021 secara tahun kalender sebesar 0,33 persen (year to date/ytd), dan secara tahunan sebesar 1,34 persen (year on year/yoy). Komoditas penyumbang utama inflasi di bulan ini antara lain cabai merah sebesar 0,03 persen (mtm), kangkung sebesar 0,02 persen (mtm), cabai rawit, bayam, bawang merah, daging sapi, besi beton dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).
Sementara itu, komoditas yang menyumbang deflasi pada periode laporan berasal dari komoditas telur ayam ras sebesar -0,03 persen (mtm), daging ayam ras dan emas perhiasan masing-masing sebesar -0,02 persen (mtm), tomat dan air kemasan masing-masing sebesar -0,01 persen (mtm).
Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.
Selain itu juga mendukung langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.