Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.160 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Rabu (3/7) pagi. Dengan demikian, maka rupiah melemah 0,15 persen dibandingkan penutupan Selasa (2/7), yakni Rp14.139 per dolar AS.
Pagi hari ini, pergerakan mata uang utama Asia bervariasi terhadap dolar AS. Terdapat mata uang yang melemah, seperti Baht Thailand sebesar 0,09 persen, peso Filipina melemah 0,16 persen, dan won Korea Selatan melemah 0,33 persen. Namun di sisi lain, terdapat pula mata uang yang menguat seperti dolar Hong Kong sebesar 0,03 persen, dolar Singapura sebesar 0,05 persen, ringgit Malaysia sebesar 0,07 persen, dan yen Jepang sebesar 0,23 persen.
Di sisi lain, pergerakan mata uang negara maju, dolar Australia misalnya, melemah sebesar 0,1 persen terhadap dolar AS. Namun, euro menguat 0,06 persen. Sementara, poundsterling Inggris bergeming melawan dolar AS.
Euforia investor setelah pertemuan antara Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Donald Trump ternyata hanya sementara. Sebab, pelaku pasar menyadari bahwa perundingan dagang antara keduanya masih butuh jalan yang panjang. Jadi memang risk appetite investor mulai pudar, prospek damai perang dagang hanya ampuh sehari, yakni pada Senin.
Tak hanya itu, pelemahan rupiah masih terpengaruh atas prospek ekonomi global. Di dalam laporan Global Economic Prospect edisi Juni 2019, Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini sebesar 0,3 persen dari 2,9 persen menjadi 2,6 persen.
Begitu pun dengan Indonesia, yang diramal hanya bisa tumbuh 5,1 persen tahun ini seiring perlambatan ekspor gara-gara perang dagang. Sehingga, untuk range hari ini ada di angka Rp14.091 hingga Rp14.182 per dolar AS," tandasnya.