Komoditi | Senin, 30 Mei 2022 - 11:11 WIB

Pertemuan Pemimpin Uni Eropa Diadakan, Harga Minyak Menguat

Pertemuan Pemimpin Uni Eropa Diadakan, Harga Minyak Menguat

Author:

Maulidia Septiani

Komoditi

30 Mei 2022

11:11 WIB

Harga minyak dunia naik ke level tertinggi dalam perdagangan dua bulan terakhir. Kenaikan harga minyak mentah terjadi jelang pertemuan pemimpin Uni Eropa dalam rencana embargo impor minyak Rusia. Kesepakatan larangan impor minyak Rusia merupakan sanksi atas invasi militer yang dilakukan Negeri Beruang Merah terhadap Ukraina.

Harga minyak mentah berjangka Brent naik 0,4 persen menjadi US$119,89 per barel pada pukul 01.11 GMT. Sementara, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 0,5 persen menjadi US$115,67 per barel.

Sebelumnya, Uni Eropa mengumumkan akan menggelar pertemuan pada Senin-Selasa untuk membahas paket sanksi keenam terhadap Rusia. Pasalnya, larangan impor minyak Rusia akan memperketat pasar minyak mentah yang sudah ketat pasokannya sejak permintaan meningkat, terutama jelang puncak musim panas AS dan Uni Eropa.

Pejabat terkait menyebut pemerintah negara-negara Uni Eropa gagal menyepakati larangan impor minyak Rusia pada akhir pekan ini dan akan melanjutkan pembicaraan pada Senin ini. Jika kesepakatan tercapai, Hungaria, Slovakia, dan Ceko akan terus menerima minyak Rusia melalui pipa Druzhba untuk beberapa waktu sampai pasokan alternatif dapat diatur.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya (OPEC+) disebut akan tetap pada rencana untuk menambah 432 ribu barel minyak mentah per hari pada Juli 2022. Artinya, mereka menolak seruan negara Barat untuk meningkatkan produksi lebih banyak.

Pasar minyak juga gelisah setelah Iran mengatakan angkatan lautnya menangkap dua kapal tanker minyak Yunani sebagai pembalasan atas penyitaan minyak Iran oleh AS yang ditahan di lepas pantai Yunani. Ini meningkatkan momok gangguan lebih lanjut terhadap aliran minyak melalui Selat Hormuz yang membawa sepertiga perdagangan dunia.

Harga minyak juga ditopang oleh penurunan dolar AS karena investor mengurangi ekspektasi kenaikan suku bunga AS yang agresif di tengah kekhawatiran resesi global mereda. Dolar AS yang lebih lemah tentu membuat harga minyak relatif murah bagi importir pemegang mata uang non dolar AS.
 

Terpopuler