Harga minyak mentah dunia ditutup menguat pada Kamis (2/1). Penurunan stok minyak Amerika Serikat (AS) menjadi pemicu utama penguatan harga komoditas tersebut.
Mengutip Antara, harga minyak berjangka Brent naik 25 sen ke level US$66,25 per barel. Sementara, harga minyak WTI meningkat 12 sen ke level US$61,18 per barel.
Data American Petroleum Institute menunjukkan persediaan minyak mentah AS turun 7,8 juta barel dalam sepekan yang berakhir pada 27 Desember 2019. Realisasi penurunan tersebut lebih tinggi dari prediksi analis yang hanya 3,2 juta barel.
Namun, data konkret dari Administrasi Informasi Energi AS baru akan dirilis pada Jumat (3/1) waktu setempat.
Sementara itu, kenaikan harga minyak juga dipengaruhi ketegangan di Timur Tengah. Menteri Pertahanan AS Mark Esper sebelumnya mengatakan pihaknya akan segera mengirim 750 tentara ke Timur Tengah.
Langkah itu diambil beberapa jam usai demonstran menyerbu Kedutaan Besar AS di Baghdad, Irak.
Diketahui, pasukan AS menyerang lima lokasi di Irak dan Suriah yang dikendalikan oleh paramiliter Irak Kata'ib Hezbollah (KH) atau Brigade Hezbollah. Penyerangan itu merupakan balasan terhadap pasukan AS di Irak.
Sementara, Iran membantah memiliki peran dalam serangan terhadap pasukan AS di Irak baru-baru ini.
Sejumlah pakar berpendapat situasi di Timur Tengah akan mempengaruhi ekspor produsen minyak. Dengan demikian, harga minyak akan ikut terdampak ke depannya.