Harga minyak naik lebih dari 2 persen pada penutupan perdagangan di hari Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Pendorong penguatan harga minyak ini adalah pembicaraan antara Amerika Serikat (AS) dan pejabat China dalam untuk menyelesaikan perselisihan perdagangan antara kedua negara dengan ekonomi terbesar di dunia tersebut.
Mengutip Reuters, pada hari Rabu (09.01.2019), harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik USD 1,26 atau 2,6 persen menjadi USD 49,78 per barel. Selama sesi perdagangan, kontrak harga minyak sempat menyentuh level USD 49,95 per barel yang merupakan angka tertinggi sejak tanggal 17 Desember.
Sedangkan untuk harga minyak mentah berjangka Brent naik USD 1,39 per barel atau 2,4 persen menjadi USD 58,72 per barel.
“Situasi perdagangan pasti bullish. Anda memiliki konstruksi permintaan yang baik jika AS dan China dapat menyelesaikan kesepakatan perdagangan ini,” kata Bob Yanger, director of futures Mizuho in New York.
Anggota delegasi AS Steven Wiberg mengatakan bahwa pembicaraan untuk menyelesaikan perdagangan dagang antara AS dan China sejauh ini berlangsung baik dan akan berlanjut pada hari Rabu waktu setempat.
Ini adalah pertemuan tatap muka pertama antara pejabat dari kedua negara sejak Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping pada bulan Desember sepakat untuk gencatan senjata 90 hari dalam perang dagang yang telah menggemparkan pasar keuangan global.
Pada hari Senin kemarin, Sekretaris Perdagangan AS Wilbur Ross dan kementerian luar negeri China menyatakan optimisme untuk menyelesaikan perselisihan.
Akan tetapi, beberapa analis memperingatkan bahwa ketegangan dapat terjadi lagi sehingga bisa mempengaruhi harga minyak.
Harga minyak mentah telah didukung oleh pemotongan pasokan dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) termasuk eksportir utama Arab Saudi dan sekutu termasuk Rusia.
Arab Petroleum Investments Corp yang berbasis di Saudi, yang mendanai proyek-proyek perminyakan, memperkirakan bahwa harga minyak kemungkinan akan diperdagangkan pada USD 60 hingga USD 70 per barel pada pertengahan tahun 2019.
Namun, pasokan minyak AS melonjak. Peningkatan tajam dalam pengeboran di sisi darat telah membantu menjadikan Amerika Serikat produsen utama dunia, dengan produksi minyak mentah naik 2 juta barel per hari (bph) tahun lalu ke rekor dunia 11,7 juta bph.
Pelaku pasar mengamati dengan seksama pasokan AS, yang diperkirakan analis akan menambah kembali pasokan 3,3 juta barel dalam minggu terakhir.