Harga minyak dunia turun tipis akibat persediaan minyak mentah AS yang melimpah. Pelemahan harga minyak juga disebabkan oleh ketegangan antara AS dan China.
Mengutip Antara, Kamis (23/7), minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September turun 2 sen menjadi US$41,9 per barel.
Sementara, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September turun 3 sen menjadi US$44,29 per barel.
Badan Informasi Energi AS (EIA) menyebut peningkatan pasokan minyak mentah terjadi akibat terpukulnya konsumsi minyak. Persediaan minyak mentah naik 4,9 juta barel dalam sepekan hingga 17 Juli menjadi 536,6 juta barel.
"Secara keseluruhan, ini menunjukkan bahwa pemulihan permintaan yang kami lihat dari bawah tampaknya macet," kata Analis Senior Price Futures Group Phil Flynn.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa pandemi covid-19 berpotensi memburuk sebelum pulih. Pernyataan Trump tersebut bertentangan dengan sinyal akan kembali dibukanya roda ekonomi AS.
Kepala Pasar Minyak Rystad Energy Bjonar Tonhaugen menyebut pernyataan Trump disambut baik oleh investor.
"Ini bisa menjadi positif bagi prospek permintaan minyak. Alih-alih gelombang penguncian kedua yang tidak terkontrol dan mengganggu, justru sekarang ada peluang penyebaran terkendali di AS," jelasnya.
Namun demikian, pertikaian antara AS-China menjadi sentimen negatif pasar minyak setelah AS menyatakan konsulat China di Houston akan ditutup.
Aksi itu balasan dari pernyataan sebuah sumber sebelumnya yang mengatakan China sedang mempertimbangkan menutup konsulat AS di Wuhan.