Optimisme Penurunan Produksi Dongkrak Harga Minyak

Harga minyak mentah dunia menguat lebih dari dua persen pada perdagangan Senin (15/6), waktu Amerika Serikat (AS). Lonjakan harga minyak didorong komitmen anggota OPEC+ untuk meneruskan perpanjangan pemangkasan produksi.

Mengutip Antara, Selasa (16/6), harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus naik 99 sen atau 2,6 persen menjadi US$39,72 per barel di London ICE Futures Exchange.

Sementara itu harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) naik 86 sen atau 2,4 persen ke posisi US$37,12 per barel di New York Mercantile Exchange.

Komitmen pengurangan produksi berhasil mengobati kekhawatiran pasar akan kasus baru virus corona.

Harga minyak berhasil rebound setelah Menteri Energi Uni Emirat Arab menyuarakan keyakinan bahwa negara-negara OPEC+ akan patuh terhadap pemotongan yang disepakati organisasi. Selain itu, terdapat tanda-tanda kenaikan permintaan minyak.

"Itu menghilangkan beberapa sentimen negatif di pasar," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group.

Panel pemantauan potongan produksi yang dipimpin OPEC akan bertemu pada Kamis (18/6) mendatang untuk membahas apakah negara-negara telah merealisasikan komitmen pengurangan produksi mereka. Selain Arab Saudi, Irak juga setuju untuk memangkas produksi minyak lebih lanjut.

Namun, kekhawatiran terkait permintaan bahan bakar tetap membebani pasar. Pasalnya, sejumlah negara melaporkan temuan kasus virus corona baru.

Lebih dari 25 ribu kasus virus corona baru dilaporkan pada Sabtu (13/6) di AS. Pemerintah AS mencatat lebih dari dua juta orang telah terinfeksi, atau sekitar seperempat dari kasus di seluruh dunia.

Setelah hampir dua bulan tanpa infeksi baru, pejabat China juga melaporkan 79 kasus virus corona baru selama empat hari terakhir. Kondisi ini memicu kekhawatiran akan kembali merebaknya wabah di salah satu kota terpadat di dunia itu.