Harga minyak mentah dunia kembali jatuh pada perdagangan Selasa (14/4). Pelemahan dipicu kekhawatiran pasar atas penurunan permintaan minyak akibat pandemi virus corona.
Mengutip Antara, Rabu (15/4), minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei turun US$2,14 atau 6,7 persen ke posisi US$29,60 per barel. Sementara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei merosot US$2,30 atau 10,3 persen menjadi US$20,11 per barel.
Kedua acuan harga minyak tersebut anjlok lebih dari 50 persen sepanjang tahun ini. Pasar khawatir tentang permintaan yang terus terpukul karena pembatasan perjalanan akibat pandemi Covid-19.
Hingga Selasa sore (14/4), data Johns Hopkins menyebut lebih dari 1,9 juta kasus positif yang telah dikonfirmasi secara global. Sementara itu, korban meninggal mencapai 125.196 orang.
Melihat perkembangan virus ini, para ahli memperingatkan pasar terhadap kondisi surplus pasokan minyak mentah global. Padahal, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, baru saja menyepakati pemotongan produksi.
Pada Minggu (12/4), OPEC+ sepakat mengurangi produksi sebesar 9,7 juta barel per hari (bph) untuk Mei dan Juni setelah empat hari pembicaraan. Sejumlah negara lain juga akan mengurangi produksi, sehingga perkiraan total pemotongan sekitar 19,5 juta bph.
Sebelumnya, Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan negara-negara anggota kelompok G20 telah berjanji untuk memotong sekitar 3,7 juta bph. Arab Saudi, Kuwait, dan Uni Emirat Arab secara sukarela melakukan pemotongan lebih dalam dari yang disepakati, sebesar 12,5 juta bph dari level saat ini.
Di luar OPEC+, Kanada telah mengisyaratkan keinginan untuk memangkas produksi. Sedangkan, Norwegia mengatakan akan memutuskan tentang pemotongan produksi dalam waktu dekat.
Namun demikian, para analis meragukan kepatuhan produsen untuk mengurangi produksi. Sebut saja, Meksiko yang memangkas produksi lebih kecil dari jumlah yang ditetapkan.