Harga minyak dunia menguat pada penutupan perdagangan Rabu (9/9) sore waktu Amerika Serikat (AS) atau Kamis (10/9) pagi WIB, menarik kembali beberapa kerugian yang terjadi pada sesi sebelumnya.
Tetapi peningkatan kasus covid-19 di beberapa negara merusak harapan pemulihan ekonomi global sehingga menghambat penguatan harga.
Dikutip dari Antara, Harga Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November naik US$1,01 dolar AS atau 2,5 persen ke level US$40,79 per barel. Harga minyak jenis tersebut sempat anjlok lebih dari 5 persen ke level bawah US$40 per barel pada Selasa (8/9) lalu.
Sementara itu, harga Minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober bangkit US$1,29 atau 3,5 persen ke level US$ 38,05 per barel.
Harga minyak beberapa waktu lalu sempat anjlok sampai dengan 8 persen. Pelemahan terparah sejak 3 bulan terakhir tersebut terjadi karena Arab Saudi memangkas harga jual minyak Oktober.
Analis Senior Pasar Minyak Rystad Energy Paola Rodriguez-Masiu menyatakan pemangkasan menunjukkan permintaan minyak sedang melemah.
Ketika produsen Timur Tengah yang kuat bersedia menjual dengan harga lebih rendah, wajar jika pasar global panik dan mengikuti.
Selain itu, pelemahan juga dipicu peningkatan kasus infeksi virus corona di India, Inggris Raya, Spanyol dan beberapa bagian Amerika Serikat.
Krisis kesehatan global terus memburuk dengan kasus covid-19 yang meningkat di berbagai belahan dunia. Wabah mengancam perlambatan pemulihan ekonomi global dan mengurangi permintaan bahan bakar mulai dari Aviation Gas hingga minyak diesel.
"Fundamental pasar minyak jangka pendek terlihat melemah, pemulihan permintaan rapuh, persediaan dan kapasitas cadangan tinggi dan margin penyulingan rendah," ujar perusahaan investasi, Morgan Stanley seperti dikutip.