Harga minyak mentah dunia ditutup naik tipis pada perdagangan global, Rabu (23/9), waktu Amerika Serikat.
Harga minyak terapresiasi karena aksi jual sehari sebelumnya yang menggerus pasar ke posisi terendahnya dalam dua minggu terakhir akibat kekhawatiran melonjaknya angka infeksi covid-19.
Dilansir dari Antara, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November menguat 28 sen menjadi US$41,72 per barel di London ICE Futures Exchange.
Sementara, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober naik 29 sen menjadi US$39,6 per barel di New York Mercantile Exchange.
Berbagai analis menyebut pembatasan penguncian (lockdown) yang kembali dilakukan di Eropa hanya berdampak terbatas pada permintaan bahan bakar. Namun, hal ini justru dapat mencegah aksi jual di pasar minyak.
Karena, jika negara-negara penghasil minyak utama masih membatasi pasokan, maka pasar 'terkunci' dalam kisaran tertentu untuk sepanjang musim panas.
"Kompleks energi tampaknya kebal terhadap berita negatif mengenai virus corona, sementara jumlah kasus tidak meningkat cukup untuk memaksa penguncian baru yang meluas," kata Presiden Ritterbusch and Associates Jim Ritterbusch.
Lebih lanjut, permintaan bahan bakar diperkirakan melemah di negara-negara, seperti Inggris yang kembali meminta masyarakat untuk bekerja dari rumah dan memberlakukan pembatasan di bar dan restoran.
Peningkatan kasus juga terjadi di beberapa negara Eropa lainnya, seperti Prancis dan Spanyol.
Pelonggaran blokade minyak di Libya pun sempat menekan harga minyak. Pun demikian, para analis memperkirakan ekspor Libya tidak akan secara cepat mencapai level yang terlihat sebelum konflik.