Komoditi | Rabu, 25 November 2020 - 09:09 WIB

Harga Emas Makin Menurun

Harga Emas Makin Menurun

Author:

Maulidia Septiani

Komoditi

25 November 2020

09:09 WIB

Harga emas turun ke level terendah empat bulan pada hari Selasa dan tampaknya akan turun di bawah level psikologis USD 1.800. Penurunan ini karena kemajuan vaksin COVID-19 dan harapan untuk transisi cepat di Gedung Putih mendorong investor menuju aset berisiko.

Dikutip dari CNBC, hari ini harga emas di pasar spot turun 1,5 persen menjadi USD 1,807.95 per ounce, setelah menyentuh level terendah sejak 17 Juli di USD 1.800,01. Emas berjangka AS turun 1,8 persen pada USD 1.804.60. Lebih optimisme dalam hal ekonomi, perkembangan vaksin telah mengambil beberapa status safe haven dari pasar emas. Kurangnya perhatian politik untuk bergerak maju juga telah mengurangi kebutuhan akan tempat berlindung yang aman.

Indeks utama Wall Street melonjak setelah Joe Biden bergerak lebih dekat untuk mengambil kendali kekuasaan pada Januari. Pengubah permainannya adalah kemampuan semua vaksin untuk menunjukkan janji yang baik, seraya menambahkan itu akan menjadi pendakian panjang untuk mendapatkan emas dalam keadaan ini.

Pada hari Senin, emas batangan safe-haven kehilangan 1,9 persen setelah perusahaan obat global lainnya AstraZeneca mengumumkan hasil uji coba yang menjanjikan menuju vaksin. Selain itu, Biden diperkirakan akan mencalonkan mantan Ketua Federal Reserve Janet Yellen sebagai Menteri Keuangan AS. Investor melihat Yellen sebagai kekuatan untuk lebih banyak tindakan fiskal untuk memerangi krisis ekonomi yang diakibatkan oleh pandemi.

Penurunan emas juga terjadi meskipun dolar melemah, yang bertahan hampir mendekati level terendah tiga bulan. Perlindungan terhadap penurunan nilai mata uang dan inflasi, masih naik sekitar 19 persen tahun ini, terutama didorong oleh stimulus global yang dipimpin pandemi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Harga emas tampaknya akan terombang-ambing antara menguat dan melemah pada pekan ini. Berdasarkan Kitco News Weekly Gold Survey, bakal ada tarik-menarik antara bullish dan bearish.

Meskipun sebagian besar atau mayoritas analis di Wall Street dan investor ritel memperkirakan harga emas bakal menguat, tetapi tak banyak sentimen yang mendukung bullish tersebut.

Pada pekan lalu, harga emas tidak mampu menguat dan bergerak mendatar. Harga emas di pasar spot naik 0,3 persen menjadi USD 1.872,95 per ounce pada perdagangan Jumta, tetapi turun 0,8 persen untuk sepanjang pekan. Agar harga emas bisa menembus di atas USD 1.900 per ounce, kita perlu melihat beberapa berita tentang langkah-langkah stimulus baru, tapi sepertinya itu bukan prioritas saat ini.

Pada pekan ini, 17 analis berpartisipasi dalam survei. Sebanyak delapan analis atau 47 persen menyerukan harga emas naik. Sementara itu, lima analis atau 29 persen menyerukan harga emas turun dan empat analis atau 24 persen netral.

Sementara itu, total 1.539 pelaku pasar ikut dalam jajak pendapat online. Di antara mereka, 642 pemilih atau 42 persen mengatakan harga emas akan bullish pada minggu ini. Lalu 594 pelaku pasar atau 39 persen mengatakan bearish. Sementara 303 pemilih atau 20 persen menyatakan harga emas akan mendatar.
 

Terpopuler