Harga minyak mentah merosot hingga 8 persen di tengah kekhawatiran kembali naiknya angka infeksi virus corona (covid-19). Kondisi ini tambah diperparah dengan melimpahnya pasokan minyak mentah Amerika Serikat (AS).
Mengutip Antara, Jumat (12/6), harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus turun US$3,18 atau 7,6 persen menjadi US$38,55 per barel di London ICE Futures Exchange.
Sementara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli terjun US$3,26 atau 8,2 persen menjadi US$39,34 per barel di New York Mercantile Exchange.
Menurut Data Pasar Dow Jones, kemerosotan harga WTI menjadi kerugian harian terbesar sejak 27 April lalu.
Mengutip data terakhir terkait infeksi corona, AS mencatatkan kasus infeksi virus corona sebanyak 2 juta orang per 10 Juni, setelah sempat melandai selama 5 pekan terakhir. Padahal, sebagian besar negara bagian AS telah melonggarkan pembatasan pergerakan fisik.
Pun demikian, konsumsi bahan bakar masih 20 persen di bawah konsumsi rata-rata yang dipicu oleh kehati-hatian konsumen.
Kemudian, pernyataan bank sentral AS, The Fed, menegaskan hal itu. Bahkan, ia juga khawatir peningkatan kasus infeksi corona akan kembali menekan permintaan bahan bakar.
"Serangkaian kenaikan lokal (infeksi virus) dapat memiliki dampak merusak kepercayaan orang dalam bepergian, di restoran, hiburan," kata Ketua Bank Sentral AS Jerome Powell.