Komoditi | Jumat, 10 Pebruari 2023 - 11:11 WIB

Harga Minyak Tertekan Akibat Peningkatan Pasokan di AS

Harga Minyak Tertekan Akibat Peningkatan Pasokan di AS

Author:

Maulidia Septiani

Komoditi

10 Pebruari 2023

11:11 WIB

Harga minyak mentah melemah pada perdagangan hari ini. Minyak mentah berjangka Intermediate West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret tergelincir 41 sen atau 0,5 persen ke US$78,06 per barel di New York Mercantile Exchange.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April turun 59 sen atau 0,7 persen ke US$84,50 per barel di London ICE Futures Exchange. Kedua harga acuan minyak tersebut telah naik lebih dari 5 persen sepekan ini. Analis menyebut pelemahan dipicu beberapa faktor. Salah satunya, kenaikan persediaan minyak di AS dan  kekhawatiran investor atas kenaikan suku bunga Federal Reserve. 

Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan stok minyak mentah AS naik minggu lalu menjadi 455,1 juta barel, tertinggi sejak Juni 2021. Pelemahan juga didorong oleh meredanya kekhawatiran pasar atas dampak gempa di Turki dan Suriah terhadap fasilitas distribusi minyak. Gempa bumi di Turki dan Suriah yang telah menewaskan lebih dari 19 ribu orang pada awalnya menaikkan harga minyak karena bencana tersebut dikhawatirkan akan merusak jaringan pipa dan infrastruktur lainnya  Karena bencana itu BP Azerbaijan mengumumkan force majeure pada pengiriman minyak mentah Azeri dari pelabuhan Turki Ceyhan pada Selasa kemarin setelah gempa melanda Senin pagi.

Namun kemarin, minyak Azerbaijan masih bisa terus mengalir. Dengan kondisi itu, pasar tidak akan kehilangan pasokan sebesar yang dikhawatirkan, karena itulah minyak kembali melemah.
Pelemahan diperkirakan tak akan berlangsung lama. Prospek permintaan yang lebih kuat dari China sebagai konsumen terbesar dunia akan kembali membangkitkan harga minyak. 

Konsumsi minyak China diperkirakan akan meningkat sekitar 1,0 juta barel per hari tahun ini, dengan pertumbuhan yang kuat muncul paling cepat di akhir kuartal pertama. Secara keseluruhan, hal tersebut akan mendorong permintaan global naik 2,1 juta barel per hari pada 2023.
 

Terpopuler