Harga minyak relatif stabil pada akhir perdagangan Senin (14/6) waktu Amerika Serikat. Ini lantaran pertumbuhan produksi minyak mentah AS dan penundaan pembukaan kembali Inggris dari lockdown yang mengurangi ekspektasi pertumbuhan permintaan bahan bakar.
Mengutip dari Antara, Selasa (15/6), Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus naik 17 sen menjadi US$72,86 per barel. Di awal sesi, harga Brent sempat mencapai US$73,64 per barel, tertinggi sejak April 2019. Sebaliknya, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Juli turun tiga sen menjadi US$70,88 per barel. Padahal sebelumnya, harga sempat menyentuh US$71,78 per barel yang merupakan level tertinggi sejak Oktober 2018.
Analis Senior Price Futures Group Phil Flynn mengatakan pasar bereaksi negatif terhadap perkiraan Badan Informasi Energi AS (EIA) bahwa produksi minyak serpih, yang menyumbang lebih dari dua pertiga produksi AS naik sekitar 38 ribu barel per hari (bph) pada Juli mendatang menjadi sekitar 7,8 juta bph. Dimulai dengan kuat di tengah ekspektasi bahwa situasi permintaan sedang membangun momentum karena tingginya vaksinasi covid-19 Kemudian laporan EIA menyebabkan hilangnya kepercayaan.
Padahal Jumat (11/6) lalu, minyak mendapat sentimen positif dari Badan Energi Internasional (IEA) yang memperkirakan permintaan global akan kembali ke tingkat sebelum pandemi pada akhir 2022 atau lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.
Itu terjadi karena lalu lintas kendaraan bermotor serta pesawat di Amerika Utara dan sebagian besar Eropa kembali ke tingkat sebelum pandemi.