Harga minyak bergerak stabil pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Hal ini terjadi karena pengaruh dua sentimen yaitu kekhawatiran perlambatan ekonomi global dan ekspektasi pembatasan pasokan oleh OPEC.
Mengutip Reuters, pada hari Rabu (12.06.2019), harga minyak mentah berjangka Brent tidak berubah pada USD 62,29 per barel, sementara minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) naik 1 persen dan berakhir di USD 53,27 per barel.
Sentimen yang membebani harga minyak adalah kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global yang kemungkinan besar akan terimbas kepada penurunan permintaan minyak.
Namun di sisi lain, optimisme pelaku pasar bahwa organisasi eksportir minyak yaitu OPEC bersama para sekutunya, salah satunya Rusia, untuk mempertahankan pengendalian produksi menjadi katalis harga minyak.
Sedangkan harga minyak AS (Brent) sendiri mengalami penurunan tipis karena stok minyak mentah AS secara tak terduga naik 4,9 juta barel dalam pekan yang berakhir pada tanggal 7 Juni menjadi 482,8 juta.
Data ini merupakan data milik the American Petroleum Institute. Sedangkan pemerintah AS akan merilis data stok pada hari Rabu waktu Setempat.
Harga minyak Brent dan WTI turun sekitar 20 persen dari puncak tertinggi di tahun 2019 yang dicapai pada bulan April karena adanya kekhawatiran perlambatan permintaan dan pertumbuhan ekonomi memiliki dampak besar pada sentimen di tengah perang dagang antara Amerika Serikat dan China.
The U.S. Energy Information Administration memangkas proyeksi pertumbuhan permintaan minyak dunia 2019 sebesar 160 ribu barel per hari menjadi 1,22 juta barel per hari.
"Prospek permintaan sangat penting bagi pasar minyak akhir-akhir ini," kata dia.
"Data ekonomi global penuh dengan kejutan negatif pada akhir-akhir ini, disebabkan oleh dampak dari perang perdagangan AS-China." tambah dia.