Harga minyak menguat pada perdagangan Rabu (28/7), waktu Amerika Serikat (AS). Penguatan terjadi setelah data mencatat persediaan minyak mentah negeri Paman Sam turun lebih tajam dari proyeksi analis.
Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September hari ini naik 26 sen atau 0,4 persen, menjadi US$74,74 per barel, setelah sempat turun pada Selasa lalu. Sementara itu, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk penyerahan September bertambah 74 sen atau 1,0 persen menjadi US$72,39 per barel.
Badan Informasi Energi AS (EIA) mencatat persediaan minyak mentah AS merosot 4,1 juta barel dalam seminggu hingga 23 Juli. Penurunan juga terjadi pada stok bensin dan bahan bakar distilat. Rebound dalam permintaan tersirat untuk bensin dan sulingan, serta operasional kilang yang lebih rendah, telah mendorong penarikan persediaan untuk keduanya.
Di sisi lain, meningkatnya jumlah kasus covid-19 di seluruh dunia tetap menjadi perhatian dan membatasi kenaikan harga minyak. Sejak awal tahun harga minyak sudah naik 45 persen berkat pemulihan permintaan dan pembatasan pasokan oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+). OPEC+ sendiri setuju untuk meningkatkan pasokan 400 ribu barel per hari mulai Agustus, melepaskan lebih banyak pengurangan pasokan tahun lalu. Namun, angka itu dinilai terlalu rendah oleh beberapa analis mengingat permintaan diproyeksi bangkit pada tahun ini.
Sementara itu, dalam rapat yang digelar Rabu kemarin, bank sentral AS The Federal Reserve menyatakan pemulihan ekonomi AS tetap di jalurnya meskipun ada peningkatan infeksi covid-19. Bank sentral juga mengisyaratkan pembicaraan sedang berlangsung seputar penarikan dukungan kebijakan moneter. Kendati demikian, untuk saat ini, The Fed tetap menahan suku bunga nol persen.