Harga minyak naik lebih dari 1 persen pada penutupan perdagangan di hari Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Pendorong kenaikan harga minyak ini karena organisasi pengekspor minyak (OPEC) menunjukkan realisasi pemotongan produksi Januari dan juga janji Arab Saudi untuk mengurangi produksi lebih banyak pada Maret.
Mengutip Reuters, pada hari Rabu (13.02.2019), harga minyak mentah berjangka Brent mengalami kenaikan sebesar 91 sen atau 1,5 persen menjadi USD 62,42 per barel. Sedangkan untuk harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 69 sen atau 1,3 persen menjadi USD 53,10 per barel.
Harga minyak naik pasca data dari American Petroleum Institute (API) yang merupakan sebuah kelompok industri minyak dan gas di AS, menunjukkan bahwa stok minyak mentah AS secara tak terduga turun.
Persediaan minyak mentah AS turun 998 ribu barel dalam pekan yang berakhir pada tanggal 8 Februari menjadi 447,2 juta barel. Sedangkan sebelumnya, para analis memperkirakan bahwa justru terjadi kenaikan stok sebesar 2,7 juta barel.
Selain itu, pendorong kenaikan harga minyak juga karena pemotongan produksi yang cukup efektif yang telah dan akan dilakukan oleh OPEC dan beberapa negara sekutu seperti Rusia.
Selama ini memang terjadi kenaikan produksi dari negara di luar OPEC. Namun adanya pemangkasan produksi dari OPEC dan sekutu ini setidaknya bisa mengurangi pasokan minyak mentah di dunia di saat permintaan juga sedang melemah.
OPEC mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka telah mengurangi produksi minyak hampir 800 ribu barel per hari pada Januari menjadi 30,81 juta barel per hari di bawah pakta sukarela.
Menurut menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan kepada Financial Times bahwa negara itu akan memangkas produksi menjadi sekitar 9,8 juta barel per hari pada bulan Maret untuk meningkatkan harga.
Sebagai bagian dari kesepakatan OPEC, negara itu berjanji akan memangkas produksi menjadi sekitar 10,3 juta barel per hari.
"Pasar melihat laporan OPEC, angka OPEC sendiri, dan Arab Saudi menurunkan angka produksi memberikan nafas segar kepada harga minyak," ujar dia.
Investor juga berharap bahwa putaran baru perundingan AS-China minggu ini akan membawa kedua pihak menyelesaikan perang perdagangan. Saat ini tengah terjadi perundingan yang berlangsung hingga berlangsung sebelum tenggat waktu 1 Maret.