Harga minyak mentah dunia jatuh perdagangan awal pekan, pada hari Senin (07.10.2019) untuk memperpanjang pekan yang berat sebelumnya. Para pelaku pasar masih dihantui risiko perlambatan ekonomi global bakal berdampak terhadap permintaan minyak Internasional di masa depan, sementara harapan rebound masih ada untuk kemajuan pembicaraan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China dalam upaya mengakhiri perang dagang.
Dicatat Reuters pada hari ini, harga minyak mentah Brent yang jadi patokan berangsur turun 24 sen menjadi USD 58,13 per barel pada pukul 01.47 GMT. Sedangkan untuk harga minyak AS West Texas Intermediate (WTI) berada pada posisi USD 52,69 per barel atau lebih rendah mencapai 12 sen.
Kontrak keduanya pada pekan lalu berakhir dengan pelemahan lebih dari 5% setelah data manufaktur memperlihatkan tren negatif, baik itu dari Amerika Serikat dan China. Kondisi tersebut menimbulkan keraguan terhadap kesehatan ekonomi global, ditambah perang dagang yang berkepanjangan antara dua ekonomi terbesar dunia itu hingga akhirnya meningkatkan risiko resesi.
Guna mencapai penyelesaian, pejabat AS serta China dijadwalkan bertemu di Washington pada tanggal 10-11 Oktober, mendatang. Agenda tersebut menjadi perhatian para pelaku pasar yang mengharapkan munculnya angin segar untuk keduanya agar mencapai kesepakatan. Dari sisi supply, terlihat semakin cepat dari perkiraan dengan kembalinya produksi Arab Saudi setelah serangan di tanggal 14 September pada fasilitas produksi minyak Aramco.
Tekanan kepada harga minyak sedikit mereda, meski Timur Tengah tetap tegang. Di Irak, produsen terbesar kedua di antara organisasi negara-negara pengekspor minyak dunia (OPEC), kerusuhan anti-pemerintah mulai bergulir. Pasokan global juga menghadapi perbaikan fasilitas dan tekanan pemeliharaan.