Komoditi | Selasa, 18 Januari 2022 - 10:10 WIB

Harga Minyak Menguat Seiring Pasokan Diproyeksi Ketat 

Harga Minyak Menguat Seiring Pasokan Diproyeksi Ketat 

Author:

Maulidia Septiani

Komoditi

18 Januari 2022

10:10 WIB

Harga minyak menguat pada hari ini. Kenaikan berkat anggapan pasokan global tetap ketat meski pengekangan produksi oleh produsen utama sebagian diimbangi oleh kenaikan output Libya.

Harga minyak mentah Brent ditutup naik 0,5 persen menjadi US$86,48 per barel. Di awal sesi, kontrak menyentuh harga tertinggi sejak 3 Oktober 2018, US$86,71 per barel. Penguatan juga terjadi pada harga minyak mentah West Texas Intermediate AS (WTI) 0,6 persen menjadi US$84,35 per barel setelah menyentuh harga tertinggi sejak 10 November, US$84,78 per barel.

Perdagangan relatif sepi mengingat hari libur AS untuk menghormati pemimpin hak-hak sipil yang terbunuh Martin Luther King Jr. Di sisi lain, pemadaman pasokan dan tanda-tanda varian virus corona Omicron diprediksi tidak mengganggu permintaan bahan bakar seperti yang dikhawatirkan sebelumnya. Kondisi ini mendorong harga minyak mentah ke level tertinggi multi-tahun. Sentimen bullish berlanjut karena (grup produsen) OPEC+ tidak menyediakan pasokan yang cukup untuk memenuhi permintaan global yang kuat.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) secara bertahap melonggarkan pengurangan produksi yang diterapkan ketika permintaan runtuh pada tahun 2020. Banyak produsen yang lebih kecil tidak dapat meningkatkan pasokan dan yang lain waspada memompa terlalu banyak minyak jika terjadi gejolak pandemi yang baru.

Sementara itu, total produksi minyak Libya kembali ke 1,2 juta barel per hari (bph). Output Libya sekitar 900 ribu bph pekan lalu karena blokade ladang minyak barat. Produksi minyak Libya turun menjadi 700 ribu barel per hari pada awal tahun, yang berperan dalam kenaikan harga.

China berencana untuk melepaskan cadangan minyak sekitar liburan Tahun Baru Imlek antara 31 Januari dan 6 Februari sebagai bagian dari rencana yang dikoordinasikan oleh AS untuk mengurangi harga global.

Awal pekan ini, Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan bahwa hak prerogatif pemerintah AS apakah akan melepaskan pasokan dari cadangan minyak strategis. Sejumlah analis juga menyorot ancaman geopolitik yang memburuk terhadap pasokan juga mendukung sentimen kenaikan harga minyak. Pejabat AS, pada Jumat lalu, menyuarakan kekhawatiran Rusia sedang bersiap untuk menyerang Ukraina jika diplomasi gagal.
 

Terpopuler