Komoditi | Rabu, 05 Januari 2022 - 09:09 WIB

Harga Minyak Menguat Pengaruh Sentimen Positif dari OPEC+

Harga Minyak Menguat Pengaruh Sentimen Positif dari OPEC+

Author:

Maulidia Septiani

Komoditi

05 Januari 2022

09:09 WIB

Harga minyak dunia menguat pada perdagangan hari ini. Penguatan terjadi usai Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) sepakat untuk mengerek produksinya sesuai rencana pada Februari. Keputusan itu mempertimbangkan dampak varian Omicron yang dinilai tak terlalu besar pada permintaan.

Harga minyak mentah acuan Brent naik 1,3 persen ke US$80 per barel, tertinggi sejak November lalu saat varian Omicron muncul. Penguatan juga terjadi pada harga minyak mentah West Texas Intermediate sebesar 1,2 persen ke US$76,99 per barel. 

Pasar minyak bullish hari ini sebagai imbas optimisme yang muncul dari pertemuan OPEC+ hari ini, yang membuat minyak diperdagangkan lebih tinggi. OPEC+ sepakat untuk tetap menjalankan rencana menaikkan produksi 400 ribu per barel pada Februari. Hal itu menandakan meredanya kekhawatiran terjadinya pasokan berlebih besar-besaran pada kuartal pertama.

Walaupun begitu kenaikan harga minyak masih dibayangi oleh masih menyebarnya kasus varian Omicron di berbagai belahan dunia. Meski demikian, dampaknya diperkirakan tak separah varian Delta. Pasar bertaruh Omicron adalah awal dari berakhirnya Covid-19.

OPEC+ diingatkan untuk dapat mengubah strateginya jika tensi antara negara barat dengan Rusia terkait Ukraina memanas dan mengganggu pasokan bahan bakar. Keputusan OPEC juga bisa berubah jika pembicaraan negara barat dengan Iran terkait nuklir mengalami kemajuan. Dua peristiwa tersebut mewakili wildcard utama yang dapat dengan cepat mengubah lintasan harga dan menguji mekanisme respons cepat OPEC.

Kemudian, produksi Libya kemungkinan sekitar 500 ribu-600 ribu barel per hari lebih rendah dalam beberapa minggu mendatang atau melampaui rencana kenaikan bulanan produksi OPEC+. Pada Sabtu lalu, perusahaan minyak pelat merah Libya mengatakan produksi minyak akan berkurang 200 ribu barel per hari selama seminggu karena pemeliharaan pada pipa utama. Kondisi itu menambah gangguan dua pekan lalu usai milisi memblokir operasi di ladang minyak Sharara dan Wafa.

OPEC+ juga diharapkan untuk terus meningkatkan produksi dalam beberapa bulan mendatang dan pertumbuhan permintaan normal, harga minyak akan tertekan. Harga Brent diperkirakan hanya US$60 per barel pada akhir 2022.
 

Terpopuler