Harga minyak merosot pada akhir perdagangan kemarin. Pelemahan terjadi imbas kemungkinan ekspor minyak dari wilayah semi-otonom Kurdistan Irak melalui terminal minyak Ceyhan Turkiye kembali berjalan.
Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni merosot US$1,55 atau 1,8 persen menjadi US$84,76 per barel di London ICE Futures Exchange. Pelemahan juga terjadi pada harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei sebesar US$1,69 atau 2,05 persen menjadi US$80,83 per barel di New York Mercantile Exchange.
Pemerintah federal Irak dan pemerintah daerah Kurdistan telah menyelesaikan masalah teknis yang penting untuk melanjutkan ekspor minyak kawasan itu melalui pelabuhan Ceyhan di Turkiye. Pada 25 Maret lalu, Pelabuhan Ceyhan Turkiye menghentikan pengiriman minyak dari wilayah Kurdistan dan Provinsi Kirkuk usai Kamar Dagang Internasional (ICC) memutuskan ekspor minyak dari wilayah Kurdistan harus mendapat persetujuan dari pemerintah pusat Irak.
Imbasnya, pasokan minyak mentah di pasar internasional menguap sekitar 450 ribu barel per hari.
Kemudian, pada 4 April, pemerintah federal Irak dan pemerintah daerah Kurdistan menandatangani perjanjian untuk melanjutkan ekspor minyak Kurdi melalui Turkiye. Dengan waktu yang cukup, kita akan mendapatkan sedikit kemunduran, hanya karena banyak pedagang menunggu keuntungan bagus yang ingin mereka bukukan dalam waktu dekat, terutama jika pasar tidak akan mendapatkan lebih banyak momentum.
Selain itu, harga minyak juga tertekan oleh penguatan dolar AS dan kemungkinan Fed menaikkan suku bunga pada Mei. Indeks dolar AS tercatat menguat 0,6 persen pada awal pekan ini. Penguatan dolar AS dan rencana kenaikan suku bunga The Fed membuat minyak menjadi relatif lebih mahal bagi pemegang mata uang lain.