Harga minyak mentah dunia tergelincir pada perdagangan Kamis (7/5) tertekan penurunan permintaan saat pasokan bertambah.
Mengutip Antara, Jumat (8/5), minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli turun 26 sen atau 0,9 persen ke posisi US$29,46 per barel. Sementara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni turun 44 sen atau 1,8 persen ke US$23,55 per barel.
Persediaan minyak mentah AS di pusat penyimpanan Cushing, Oklahoma naik sekitar 407 ribu barel dalam sepekan hingga 5 Mei. Akan tetapi, tambahan pasokan tak diimbangi dengan perbaikan permintaan.
Analis di Rystad Energy memproyeksikan permintaan minyak global turun 10,9 persen pada 2020 menjadi 88,7 juta barel per hari (bph) dari sekitar 99,5 juta bph pada 2019. Pekan lalu, konsultan energi itu memperkirakan permintaan tahun depan akan rata-rata 88,8 juta barel per hari.
Sebelumnya, kedua patokan minyak meningkat tajam pekan ini karena negara-negara berencana melonggarkan penguncian wilayah (lockdown) sehingga permintaan bahan bakar balik arah menguat (rebound) .
Italia, Spanyol, Nigeria, India, serta beberapa negara bagian AS termasuk Ohio, mulai mengizinkan sejumlah orang untuk kembali bekerja, membuka konstruksi, taman, dan perpustakaan.
Produksi minyak di seluruh dunia juga turun untuk mengurangi kelebihan pasokan. Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, atau OPEC+, sepakat untuk memangkas produksi mulai 1 Mei sekitar 10 juta barel per hari.
Sementara itu, impor minyak China naik menjadi 10,42 juta barel per hari pada April dari 9,68 juta barel per hari pada Maret. Namun, impor China untuk semua barang jatuh. Kondisi itu menunjukkan pemulihan ekonomi China terhambat karena ekonomi di seluruh dunia mengalami resesi.