Komoditi | Rabu, 30 Maret 2022 - 10:10 WIB

Harga Minyak Dunia Terjungkal Usai Rusia-Ukraina Bicara Damai

Harga Minyak Dunia Terjungkal Usai Rusia-Ukraina Bicara Damai

Author:

Maulidia Septiani

Komoditi

30 Maret 2022

10:10 WIB

Harga minyak mentah dunia terjungkal hingga lebih dari 2 persen pada perdagangan hari ini, waktu Amerika Serikat (AS). Ini terjadi lantaran pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina memiliki kemajuan setelah berperang lebih dari satu bulan. 

Menurut data London ICE Futures Exchange harga minyak mentah berjangka Brent turun US$2,25 atau minus 2 persen menjadi US$110,23 per barel. Kemudian New York Mercantile Exchange juga mencatat minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) juga turun US$1,72 atau minus 1,6 persen menjadi US$104,24 per barel. 

Sebelumnya, perwakilan Rusia dan Ukraina bertemu di Turki untuk membahas rencana perdamaian kedua negara. Rusia berjanji untuk mengurangi operasi militer di ibu kota Ukraina Kyiv. Namun, saat itu minyak keluar dari posisi terendah ketika perwakilan utama Rusia memperingatkan bahwa janji Rusia untuk mengurangi operasi militer tidak termasuk gencatan senjata dan kesepakatan formal dengan Ukraina masih panjang. Mungkin saat ini ada alasan untuk sedikit lebih optimis daripada kemarin, tetapi seluruh situasi Rusia dengan Ukraina ini kemungkinan akan hilang dalam waktu dekat.

Negara-negara Barat telah berbondong-bondong menjatuhkan sanksi terhadap Rusia sejak invasi dimulai pada 24 Februari lalu. Akibatnya, pasokan minyak mentah dunia terhambat dan mendorong kenaikan harga minyak hingga US$140 per barel. 

Sementara di Asia, Pemerintah China kembali memberlakukan lockdown akibat lonjakan kasus covid-19 yang terjadi. Ini dikhawatirkan dapat kembali memukul harga minyak mentah. Salah satu kota yang mengalami lockdown adalah Shanghai. Pusat ekonomi China tersebut dikhawatirkan akan mengurangi permintaan minyak dunia. Pasalnya, Shanghai mengkonsumsi minyak mentah hingga 4 persen dari total konsumsi di China.

Pasokan minyak mentah Amerika Serikat (AS) menurun hingga 3 juta barel pada minggu lalu. Sementara, Kazakhstan diproyeksikan akan kehilangan seperlima produksi minyak mentah selama sebulan pasca badai menghantam negara tersebut.
 

Terpopuler