Harga minyak mentah dunia jatuh ke level terendah dalam lebih dari satu tahun terakhir pada perdagangan Rabu (26/2). Anjloknya harga minyak dipicu kekhawatiran pasar terhadap permintaan minyak akibat meluasnya penyebaran virus corona.
Mengutip Antara, minyak mentah berjangka Brent turun US$1,52 atau 2,77 persen ke posisi US$53,43. Sementara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) US$1,17 atau 2,34 persen menjadi US$48,30 per barel. Posisi itu merupakan harga terendah dalam dua minggu terakhir.
Eropa dan Timur Tengah telah melaporkan temuan virus corona. Hal ini memicu kekhawatiran pasar bahwa virus tersebut dapat menyebar ke seluruh Amerika Serikat.
Yunani, Georgia, dan Brazil merupakan negara yang pertama kali mengkonfirmasi pasien positif virus mematikan itu. Karenanya, pihak berwenang membatasi perjalanan dan karantina di berbagai benua.
"Ini masih tentang virus di sini," Direktur Berjangka Energi Mizuho di New York Bob Yawger.
Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan peningkatan kasus virus corona baru sangat memprihatinkan. Namun, mereka menyatakan virus itu masih bisa diatasi dan tidak dianggap sebagai pandemi.
Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump akan mengadakan konferensi pers mengenai virus corona pukul 06.00 sore waktu setempat.
Pasar juga mengamati potensi pemangkasan produksi oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia atau OPEC+. Mereka dijadwalkan bertemu di Wina pada 5-6 Maret mendatang.
"Namun tidak ada jaminan bahwa pembeli akan datang sekalipun OPEC+ semakin memperketat keran produksi minyak," kata broker minyak PVM Stephen Brennock.