Harga minyak mentah dunia merosot pada akhir pekan lalu, Jumat (7/1) waktu Amerika Serikat (AS). Pelemahan harga minyak disebabkan kekhawatiran pasokan akibat kerusuhan yang terjadi di Kazakhstan sebagai salah satu anggota OPEC+. Selain kerusuhan di Kazakhstan, sentimen negatif perdagangan minyak juga terjadi karena penutupan produksi di Libya, laporan pekerjaan AS yang meleset dari proyeksi, dan potensi dampak kebijakan The Fed, bank sentral AS.
Dikutip dari Antara, harga minyak Brent untuk kontrak Maret melemah 24 sen atau 0,3 persen menjadi US$81,75 per barel. Sedangkan minyak jenis WTI untuk kontrak pengiriman Februari turun 56 sen atau 0,7 persen menjadi US$78,9 per barel. Namun secara mingguan minyak Brent melonjak 5,2 persen dan WTI menguat 4,9 persen untuk pekan pertama tahun ini. Harga ini menjadi yang tertinggi sejak November 2021. Data ketenagakerjaan menyuntikkan tanda tanya, ke mana harga akan mengarah dari sini dan kekhawatiran omicron telah merayap kembali ke pasar.
Pasukan keamanan di Almaty, Kazakhstan, mulai mengendalikan jalan-jalan usai Rusia mengirim pasukan untuk memadamkan pemberontakan. Produksi di ladang minyak utama Kazakhstan, Tengiz, berkurang 729 ribu barel per hari (bph) dari level tertinggi di 1,3 juta bph pada tahun lalu. Kedua acuan minyak tersebut sempat naik US$1 di awal sesi, namun amblas bersamaan dengan pasar saham dan pasar valas karena tekanan angka ketenagakerjaan AS yang meleset dari ekspektasi.
Laporan pekerjaan AS meningkat lebih lemah dari yang diperkirakan pada Desember di tengah kekurangan pekerja. Peningkatan pekerja diperkirakan moderat dalam waktu dekat karena kenaikan infeksi covid-19 di AS. Sementara itu, pasokan OPEC+ tidak mengikuti pertumbuhan permintaan. Produksi OPEC naik 70 ribu bph pada Desember lalu dibandingkan bulan sebelumnya.
Data Pemerintah AS menunjukkan persediaan minyak mentah menurun selama enam minggu berturut-turut pada akhir tahun ke level terendah sejak September 2021. Cuaca dingin yang ekstrem di Dakota Utara dan Alberta diperkirakan mengganggu produksi di wilayah tersebut dan menyebabkan operator menutup 590 ribu bph untuk waktu yang singkat di awal minggu ini.