Harga emas kembali berada di wilayah positif setelah the Federal Reserve atau bank sentral Amerika Serikat (AS) mengirim sinyal dovish lain ke pasar.
The Federal Reserve menurunkan perkiraan pertumbuhannya dan menandakan tidak ada kenaikan suku bunga pada tahun 2019.
Seperti yang diharapkan, bank sentral AS mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 2,25 persen-2,5 persen. Akan tetapi, pasar sedikit lebih memperhatikan pertumbuhan lebih rendah dan proyeksi tingkat suku bunga pada tahun 2019.
"Mengingat perkembangan ekonomi dan keuangan global karena tekanan inflasi yang diredam. Komite akan bersabar karena menentukan penyesuaian di masa depan dengan kisaran target yang mungkin sesuai untuk hasil ini," tulis pernyataan the Federal Reserve.
Harga emas menguat ke posisi tertinggi seiring proyeksi suku bunga the Fed tetap dan tidak ada kenaikan pada tahun 2019. Sebelumnya diperkirakan kenaikan suku bunga the Fed sebanyak dua kali pada tahun 2019. Harga emas untuk pengiriman April naik 0,19 persen ke posisi USD 1.309.
Sementara itu, harga perak untuk pengiriman di bulan Mei di divisi Comex naik USD 0,108 ke posisi USD 15.475 per ounce. Harga tembaga naik 10 poin ke posisi USD 292,45.
Selain itu, the Federal Reserve menyampaikan program pengurangan neraca. The Federal Reserve akan akhiri pengurangan neraca pada bulan September.
Ekonom Senior CIBC Capital Markets, Avery Shenfeld menuturkan, pernyataan the Federal Reserve cenderung dovish. Ini menunjukkan hanya ada satu kenaikan suku bunga lagi dalam dua tahun ke depan.
"Kami melihat satu kenaikan suku bunga lagi pada tahun ini dan dan pemotongan pada tahun 2020, tetapi the Fed sekarang tampaknya kurang cenderung memberikan overshoot netral pada tahun 2019," tutur dia, pada hari Kamis (21.03.2019).
Ia menambahkan, pelaku pasar mengharapkan the Fed akan menaikkan suku bunga lagi. Akan tetapi, kondisi berbeda membuat dolar AS juga akan melemah.