Komoditi | Rabu, 03 Juli 2019 - 02:02 WIB

Harga Emas Naik 1,5% karena Kekhawatiran Ekonomi Global

Harga Emas Naik 1,5% karena Kekhawatiran Ekonomi Global

Author:

Melia Purvita Sari

Komoditi

03 Juli 2019

02:02 WIB

Harga emas mengalami kenaikan sebesar 1,5 persen pada perdagangan di hari selasa atau satu hari setelah membukukan presentase penurunan harian terbesar dalam 2 dua setengah tahun. Kenaikan harga emas ini karena imbal hasil obligasi pemerintah AS turun di tengah kekhawatiran pertumbuhan ekonomi global dan kekhawatiran perang dagang global.
 
Mengutip CNBC, pada hari Rabu (03.07.2019), harga emas di pasar spot melonjak 1,5 persen menjadi USD 1.405,22 per ounce, setelah jatuh 1,8 persen pada hari Senin, penurunan persentase satu hari terbesar sejak bulan November 2016.
 
Sedangkan untuk harga emas berjangka AS naik 1,37 persen menjadi USD 1.408,3 per ounce.
 
"Emas didukung oleh komentar Trump mengenai ketegangan perdagangan China-AS dan juga ancaman AS dengan tarif pada barang-barang Uni Eropa," ujar dia.
 
Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Senin bahwa kesepakatan perdagangan dengan China perlu "agak miring" untuk Amerika Serikat. Pemerintah AS juga mengancam tarif tambahan ke Uni Eropa sebesar USD 4 miliar dalam perselisihan jangka panjang mengenai subsidi pesawat.
 
"Kegagalan perdagangan bisa menjadi faktor positif untuk emas karena kesepakatan itu masih belum tercapai,” ujar dia.
 
"Pasar saham merah, yang menjadi pemicu lain untuk kenaikan harga emas." jelas dia.
 
Harga emas membukukan level tertinggi dalam enam tahun pekan lalu di USD 1.438,63 per ounce karena adanya pandangan dovish dari bank sentral dan eskalasi ketegangan AS-Iran.
 
"Ketegangan geopolitik di sekitar Iran melanggar perjanjian nuklir di tahun 2015, yang dipandang sebagai provokasi oleh Trump, dan dengan ekspektasi pasar akan dua atau lebih penurunan suku bunga oleh Federal Reserve AS tahun ini, membantu emas untuk menelusuri kembali," tambah Klearman.
 
Iran mengatakan pada hari Senin bahwa pihaknya telah mengumpulkan lebih banyak uranium daripada yang diizinkan berdasarkan perjanjian nuklir tahun 2015 dengan kekuatan dunia.

Terpopuler