Komoditi | Senin, 21 Oktober 2019 - 09:09 WIB

Harga Emas Diprediksi Sulit Menembus USD 1.500 / Ounce

Harga Emas Diprediksi Sulit Menembus USD 1.500 / Ounce

Author:

Melia Purvita Sari

Komoditi

21 Oktober 2019

09:09 WIB

Prediksi mingguan Kitco meragukan bahwa harga emas bakal menembus USD 1.500 per ounce pada pekan depan. Investor pun kini sedang menanti sentimen positif yang bisa mendorong harga emas.
 
Salah satu faktor pendorong adalah pemangkasan bunga oleh Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed). Analis percaya Fed masih akan memangkas suku bunga, meski Gubernur Jerome Powell belum memberi sinyal eksplisit.
 
"Emas masih bisa memiliki kecenderungan untuk naik. Tetapi, untuk sekarang, kita tidak akan menembus di atas USD 1.500 karena saya tidak yakin bahwa Powell akan segera mengumumkan pemangkasan suku bunga tahun 2020," ujar ahli strategi.
 
Faktor geopolitik yang bisa berpengaruh ke harga emas adalah masalah Brexit dan Parlemen Inggris pada Sabtu lalu tetap resisten terhadap kesepakatan Brexit terbaru. Namun, analis FXStreet menyebut pasar tampak sudah mulai familiar dengan ketidakpastian global.
 
Tercatat, minggu lalu pertumbuhan GDP China di kuartal III 2019 juga turun menjadi 6 persen dan IMF mengumumkan pertumbuhan ekonomi global tahun ini merosot menjadi tiga persen saja. Dan dua hal itu tak mampu mendorong harga emas.
 
"Kemungkinan karena perlambatan ekonomi dunia sekarang sudah diterima," tulis analis.
 
Data yang bisa mengancam harga emas adalah data Durable Goods (Barang Tahan Lama) yang akan dirilis AS pekan depan. Bila datanya mengecewakan, maka artinya Perang Dagang amat berat dan bisa mendorong The Fed untuk memangkas suku bunga sehingga berpengaruh positif ke emas.
 
Namun, bila datanya ternyata amat bagus, maka harga emas harus bersiap terkena dampak negatif.
 

Terpopuler