Analis memberi peringatan bahwa harga emas akan melemah pada pekan ini. Para investor pun diminta tidak meninggikan ekspektasi mereka.
Pada pekan lalu, emas berhasil menembus harga psikologis yakni USD 1.400 per ounce. Kenaikan itulah yang mendorong investor untuk ambil untung.
"Tidak mengejutkan jika kita melihat beberapa investor yang mengambil untung," ujar dia.
Harga emas sempat naik karena muncul sinyal Bank Sentral Amerika Serikat (AS) akan menurunkan suku bunga. Gubernur The Fed menyuarakan kecemasannya terhadap melambatnya pertumbuhan global yang bisa berdampak besar ke AS.
Salah satu negara yang kena dampak perlambatan ekonomi adalah Singapura. Ekonomi Singapura hanya 3,4 persen atau tumbuh 0,1 persen di kuartal II 2019, padahal ekspektasi pertumbuhan adalah 1,1 persen.
Ahli strategi komoditas TD Securities, Daniel Ghali, juga menyebut ekonomi AS yang relatif sehat bisa terimbas oleh perlambatan ekonomi. Ia pun optimistis harga emas akan awet di atas USD 1.400 per ounce.
"Kami merasa nyaman bahwa harga bertahan di atas USD 1.400 per ounce sebagaimana pasar menunggu update terbaru dari the Fed usai pertemuan bulan Juli," ujar dia.