Komoditi | Selasa, 28 Januari 2020 - 09:09 WIB

Harga Emas Cetak Rekor Tertinggi karena Kekhawatiran Virus Corona

Harga Emas Cetak Rekor Tertinggi karena Kekhawatiran Virus Corona

Author:

Maulidia Septiani

Komoditi

28 Januari 2020

09:09 WIB

Harga emas naik ke level tertinggi dalam hampir tiga pekan pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta) karena memuncaknya kekhawatiran atas kejatuhan ekonomi akibat merebaknya Virus Corona. Investor bergegas mencari aset-set lindung nilai seperti emas.

Mengutip CNBC, Selasa (28/1/2020), harga emas di pasar spot naik 0,4 persen ke level USD 1.577,31 per punce. Harga emas sempat naik ke level USD 1.586,43 per ounce yang merupakan level tertinggi sejak 8 Januari.

Sedangkan harga emas berjangka AS juga naik 0,3 persen menjadi USD 1.577,4 per ounce. Pembelian aset safe haven termasuk emas dipicu oleh virus di China dan kami melihat aksi jual besar-besaran di pasar saham. Sebagian besar panik. Pelaku pasar melihat bahwa prospek ekonomi China bakal merosot tajam dengan adanya ancaman virus ini.

Korban tewas akibat wabah korona telah meningkat menjadi 81 orang di Cina, dengan 2.800 kasus dikonfirmasi, dan virus telah menyebar ke lebih dari 10 negara, termasuk Amerika Serikat dan Prancis. Tren utama harga emas tetap bullish, dengan koreksi jangka pendek terlihat dalam beberapa minggu terakhir tampaknya berakhir, meningkatkan kemungkinan harga mencapai ke level tertinggi dalam 7 tahun dalam beberapa minggu ke depan.

Sebelumnya, Coronavirus hingga Senin (27/1/2020) memakan korban jiwa sebanyak 80 orang. Hampir 3000 orang dikonfirmasi terkena virus ini. Akibatnya, libur nasional China pun diperpanjang tiga hari untuk menahan penyebaran.

Komisi kesehatan mengatakan pada Senin, angka kematian di Provinsi Hubei naik dari 56 menjadi 76 orang dan empat orang lainnya di tempat berbeda.

Dilansir dari BBC.com, total kasus terkonfirmasi di Cina adalah 2.744. Media lokal menyebutkan lebih dari 300 di antaranya kritis. Coronavirus menyebabkan penyakit pernapasan yang parah dan tidak ada pengobatan atau vaksin spesifik untuk mengatasinya. Kebanyakan kasus kematian dialami oleh orang tua dan orang yang sebelumnya memiliki gangguan pernapasan.

Walikota Zhou Xianwang menyatakan, beberapa kasus dapat terus meningkat dan mengimbau sekitar lima juta pelancong untuk meninggalkan kota sebelum penerbangan ditutup.
 

Terpopuler