Harga Emas PT Aneka Tambang (Persero) atau Antam berada di level Rp975 ribu pada Selasa (5/1) atau stagnan dari Senin (4/1). Begitu juga dengan harga pembelian kembali (buyback) tetap di Rp866 ribu per gram. Berdasarkan data Antam, harga jual emas berukuran 0,5 gram senilai Rp537,5 ribu, 2 gram Rp1,89 juta, 3 gram Rp2,81 juta, 5 gram Rp4,65 juta, 10 gram Rp9,24 juta, 25 gram Rp22,98 juta, dan 50 gram Rp45,89 juta. Kemudian, harga emas berukuran 100 gram senilai Rp91,71 juta, 250 gram Rp229,01 juta, 500 gram Rp457,82 juta, dan 1 kilogram Rp915,6 juta. Harga jual emas tersebut sudah termasuk Pajak Penghasilan (PPh) 22 atas emas batangan sebesar 0,45 persen bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Bagi pembeli yang tidak menyertakan NPWP memperoleh potongan pajak lebih tinggi sebesar 0,9 persen.
Sementara, harga emas di perdagangan internasional berdasarkan acuan pasar Commodity Exchange COMEX melemah 0,18 persen ke posisi US$1.943,1 per troy ons. Begitu pula dengan harga emas di perdagangan spot yang terkoreksi 0,41 persen ke US$1.934,95 per troy ons pada pagi ini. Kendati begitu, Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra melihat harga emas sejatinya masih berada di zona hijau. Potensi penguatan harga emas berasal dari ekspektasi pasar terhadap stimulus fiskal AS dan stimulus moneter dari bank sentral AS, The Federal Reserve. Pasar memperkirakan The Fed masih akan menahan tingkat suku bunga acuan di level yang rendah. Ekspektasi ini mendorong pelemahan indeks dolar AS dan bisa mengangkat harga emas.
Atas potensi penguatan ini, harga emas di pasar internasional diramal bergerak di kisaran US$1.900 sampai US$1.950 per troy ons pada hari ini. Kendati begitu, bayang-bayang pelemahan masih ada, yaitu dari peningkatan kasus baru covid-19. Peningkatan kasus covid-19 bisa mendorong penguatan dolar AS. Dollar AS selama ini dipandang sebagai aset aman sehingga aset dolar AS menjadi incaran pelaku pasar bila kekhawatiran meningkat.