Harga minyak dunia melesat lebih dari 4 persen pada akhir perdagangan Kamis (4/3), waktu AS. Harga minyak mentah mencapai level tertingginya lebih dari setahun terakhir setelah negara-negara produsen minyak (OPEC) dan sekutunya (OPEC+) sepakat mengerem produksi.
Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei naik 4,2 persen menjadi US$66,74 per barel, setelah menembus level US$67,75 atawa tertinggi sejak Januari 2020 lalu. Kemudian, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman April naik 4,2 persen menjadi US$63,83 per barel.
Pesan yang dikirim OPEC ke pasar adalah mereka sangat ingin melihat harga minyak semakin 'panas' dan akhirnya memutuskan mengurangi persediaan. Sejumlah analis memperkirakan OPEC+ akan meningkatkan produksi minyak sekitar 500 ribu barel per hari.
Pemimpin kelompok produsen minyak, yakni Arab Saudi, sempat menyebut akan memperpanjang pemangkasan produksi hingga 1 juta barel per hari dan dalam beberapa bulan mendatang akan menyetop pemangkasan secara bertahap. Namun, sangat sedikit yang terkejut, karena Rusia ingin meningkatkan produksi.
Walhasil, OPEC+ melanjutkan produksi hingga April, kecuali Rusia dan Kazakhstan yang diizinkan meningkatkan produksinya masing-masing sebesar 130 ribu dan 20 ribu barel per hari. Selain Rusia, pemenang terbesar dari perpanjangan pemangkasan produksi ini adalah AS. Dengan level harga saat ini, AS dapat meningkatkan produksi.