Komoditi | Jumat, 11 September 2020 - 11:11 WIB

Harga Minyak Dunia Merosot usai Penurunan Permintaan

Harga Minyak Dunia Merosot usai Penurunan Permintaan

Author:

Maulidia Septiani

Komoditi

11 September 2020

11:11 WIB

Harga minyak mentah jatuh lebih dari dua persen pada perdagangan Rabu (3/9), tertekan penurunan permintaan minyak di AS selama satu pekan terakhir.
Dilansir Antara, Kamis (4/9), harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November merosot US$1,15 atau 2,5 persen menjadi US$44,43 dolar AS per barel.

Sementara itu, minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober turun US$1,25 atau 2,9 persen menjadi US$41,51 per barel.

Data mingguan pemerintah AS menunjukkan permintaan bensin berkurang dibanding sepekan sebelumnya. Permintaan bensin turun menjadi 8,78 juta barel per hari (bph) dari 9,16 juta bph pekan lalu.

Selain itu, pasar juga diliputi kekhawatiran bahwa pemulihan ekonomi akibat pandemi covid-19 melambat. Sebab, sejumlah data mengungkapkan pengusaha-pengusaha swasta AS mempekerjakan lebih sedikit pekerja dari yang diperkirakan pada Agustus. 

Kondisi ini ini menunjukkan pemulihan pasar tenaga kerja melambat karena pandemi corona masih berlanjut, serta dukungan pemerintah untuk pekerja dan pemberi kerja makin berkurang.

Meski turun, namun harga minyak telah pulih dari posisi terendah bersejarah pada April lalu. Saat itu, minyak Brent merosot ke level terendah dalam 21 tahun, yakni di bawah US$16. Bahkan, harga minyak mentah AS sempat negatif pada satu sesi perdagangan.

Data mingguan pemerintah AS menunjukkan permintaan bensin berkurang dibanding sepekan sebelumnya. Permintaan bensin turun menjadi 8,78 juta barel per hari (bph) dari 9,16 juta bph pekan lalu.

Selain itu, pasar juga diliputi kekhawatiran bahwa pemulihan ekonomi akibat pandemi covid-19 melambat. Sebab, sejumlah data mengungkapkan pengusaha-pengusaha swasta AS mempekerjakan lebih sedikit pekerja dari yang diperkirakan pada Agustus. 

Kondisi ini ini menunjukkan pemulihan pasar tenaga kerja melambat karena pandemi corona masih berlanjut, serta dukungan pemerintah untuk pekerja dan pemberi kerja makin berkurang.

Meski turun, namun harga minyak telah pulih dari posisi terendah bersejarah pada April lalu. Saat itu, minyak Brent merosot ke level terendah dalam 21 tahun, yakni di bawah US$16. Bahkan, harga minyak mentah AS sempat negatif pada satu sesi perdagangan.

Pemulihan harga minyak ditopang rekor pemotongan pasokan oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, OPEC+.

Di sisi lain, persediaan minyak mentah turun 9,4 juta barel menjadi 498,4 juta barel pekan lalu. Angka penurunan itu jauh lebih curam daripada prediksi analis, yakni 1,9 juta barel.

Berkurangnya persediaan minyak itu dipicu penutupan fasilitas produksi dan pemurnian akibat Badai Laura. Namun, sepertinya pasar mengabaikan data berkurangnya pasokan dan lebih khawatir pada penurunan permintaan.

"Pasar mencoba untuk mengabaikan angka tersebut karena salah satunya terkait badai," kata Analis Senior Price Futures Group Phil Flynn.

Terpopuler