Harga minyak mentah menguat ke level tertinggi dalam lima bulan pada akhir perdagangan Selasa (25/8) waktu AS. Pemicunya adalah produsen-produsen AS menutup sebagian besar produksi lepas pantai di Teluk Meksiko menjelang Badai Laura.
Mengutip Antara, Rabu (26/8), harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober menguat 73 sen atau 1,6 persen, menjadi US$45,86 per barel. Sementara itu, minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober naik 73 sen atau 1,7 persen ke level US$43,35 per barel.
Harga itu merupakan penutupan tertinggi untuk kedua acuan minyak sejak 5 Maret. Sehari setelahnya Arab Saudi dan Rusia gagal menyetujui rencana pemangkasan produksi minyak mentah. Lalu, sekitar seminggu setelahnya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan covid-19 sebagai pandemi.
Produsen-produsen AS memangkas produksi minyak mentah menjelang Badai Laura yang mendekati tingkat Badai Katrina pada 2005 lalu. Mereka juga menghentikan sebagian besar penyulingan minyak di sepanjang pantai Texas dan Louisiana.
"Kekuatan hari ini sekali lagi hampir seluruhnya disebabkan oleh kekhawatiran badai," kata Presiden Ritterbusch and Associates di Galena Jim Ritterbusch.
Badai Laura diperkirakan akan menguat menjadi topan besar dengan kecepatan angin 115 mil per jam, atau setara 185 kilometer per jam. Pusat Badai Nasional AS memprediksi Badai Laura menghantam pantai dekat perbatasan Texas dan Louisiana pada Kamis pagi (27/8).
Pada Selasa (25/8), produsen-produsen AS telah mengevakuasi 310 fasilitas lepas pantai dan menutup 1,56 juta barel per hari (bph) produksi minyak mentah. Jumlah itu setara 84 persen dari produksi lepas pantai Teluk Meksiko.