Komoditi | Senin, 20 Januari 2020 - 11:11 WIB

Awali Pekan, Harga Emas Antam Turun ke Rp769 Ribu per Gram

Awali Pekan, Harga Emas Antam Turun ke Rp769 Ribu per Gram

Author:

Maulidia Septiani

Komoditi

20 Januari 2020

11:11 WIB

Harga jual emas PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam berada di posisi Rp769 ribu per gram pada Senin (20/1) atau turun Rp1.000 dari Rp770 ribu per gram pada Sabtu (18/1). Sementara harga pembelian kembali (buyback) stagnan di Rp682 ribu per gram pada hari ini.

Berdasarkan data Antam, harga jual emas berukuran 0,5 gram senilai Rp409 ribu, 2 gram Rp1,48 juta, 3 gram Rp2,2 juta, 5 gram Rp3,66 juta, 10 gram Rp7,26 juta, 25 gram Rp18,05 juta, dan 50 gram Rp36,03 juta. Kemudian, harga emas berukuran 100 gram senilai Rp72 juta, 250 gram Rp179,75 juta, 500 gram Rp359,3 juta, dan 1 kilogram Rp718,6 juta.

Harga jual emas tersebut sudah termasuk Pajak Penghasilan (PPh) 22 atas emas batangan sebesar 0,45 persen bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Bagi pembeli yang tidak menyertakan NPWP memperoleh potongan pajak lebih tinggi sebesar 0,9 persen.

Pada perdagangan internasional, harga emas berdasarkan acuan pasar Commodity Exchange COMEX berada di posisi US$1.557,8 per troy ons atau melemah 0,16 persen. Sebaliknya, harga emas di perdagangan spot menguat 0,05 persen ke US$1.557,97 per troy ons pada pagi ini.

Analis sekaligus Direktur Utama Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan harga emas di pasar internasional akan melemah pada hari ini karena sentimen penguatan dolar AS. Pengaruh utama penguatan mata uang Negeri Paman Sam datang dari kesepakatan dagang fase pertama antara Amerika Serikat dan China.

Kedua negara dengan ekonomi terbesar sudah bersepakat untuk melakukan damai, meski baru disetujui pada fase pertama. Sementara kesepakatan dagang fase kedua baru akan dilakukan setelah Pemilu AS selesai pada akhir tahun ini. Dolar AS menguat cukup tajam sehingga emas terkoreksi.

Selain sentimen AS-China, Ibrahim mengatakan ada pula andil dari rencana pertemuan dagang antara AS dengan Uni Eropa. Hal ini mengindikasikan ada negosiasi yang kuat antara kedua pihak, seperti halnya apa yang sudah dilakukan AS dengan China. 
 

Terpopuler