Harga minyak mengalami kenaikan sebesar 2% setelah produsen utama Arab Saudi menyatakan akan memangkas ekspor minyak dan memberikan penurunan lebih dalam untuk produksinya.
Akan tetapi, membengkaknya persediaan minyak mentah AS membatasi reli harga minyak. Persediaan minyak AS naik pada pekan lalu ke level tertinggi sejak bulan November 2018.
Ini seiring pemurnian dipangkas ke posisi terendah sejak bulan Oktober 2018. Hal ini berdasarkan pernyataan the Energy Information Administration (EIA).
Kenaikan terjadi meski impor turun ke posisi terendah. Hal ini seiring produksi minyak mentah domestik tetap pada posisi teratas untuk minggu kelima berturut-turut.
Harga minyak Brent naik USD 1,23 ke posisi USD 63,65 pada pukul 11.26 waktu setempat. Harga minyak global acuan tersebut sebelumnya sentuh posisi tertinggi ke posisi USD 63,98, kemudian penguatan terbatas usai rilis data.
Sementara itu, untuk harga minyak AS naik USD 1,07 ke posisi USD 54,17 per barel. "Laporan cenderung tertekan. Pasar bertahan karena harapan kesepakatan perdagangan, dan indeks Dow Jones menguat," ujar salah satu Analis, pada hari Kamis (04.02.2019).
Namun, menurut Wakil Presiden Senior INTL FCStone, Tom Saal, laporan yang agak turun tidak banyak mengguncang sentimen pasar yang sangat positif.
"Ini sedikit turun. Namun, berita tentang Arab Saudi cukup signifikan sehingga pasar bereaksi terhadap hal itu lebih dari pada hal lainnya saat ini," kata Saal.