Wall Street mengalami tekanan pada penutupan perdagangan di hari Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Pendorong pelemahan bursa saham di Amerika Serikat (AS) ini karena meningkatnya kekhawatiran perang dagang antara AS dengan China.
Mengutip Reuters, pada hari Rabu (08.05.2019), Dow Jones Industrial Average turun 473,39 poin atau 1,79 persen menjadi 25.965,09. Untuk S&P 500 kehilangan 48,42 poin atau 1,65 persen menjadi 2.884,05. Sedangkan Nasdaq Composite turun 159,53 poin atau 1,96 persen menjadi 7.963,76.
Dow Jones Industrial Average membukukan penurunan harian terbesar kedua tahun ini, sementara S&P 500 dan Nasdaq mencatat penurunan persentase terbesar ketiga.
Pelemahan Wall Street ini terjadi usai perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengatakan pada hari Senin kemarin bahwa China telah mundur dari komitmen yang dibuat selama negosiasi perdagangan
Komentar itu mengikuti pernyataan tak terduga Presiden Donald Trump pada hari Minggu bahwa ia akan menaikkan tarif barang-barang Cina senilai USD 200 miliar menjadi 25 persen dari 10 persen.
Tarif tambahan ditetapkan mulai berlaku pada hari Jumat jika perjanjian perdagangan tidak tercapai saat itu.
Beijing mengatakan pada hari Selasa bahwa Wakil Perdana Menteri China Liu akan mengunjungi AS pada hari Kamis dan Jumat untuk pembicaraan perdagangan.
Berbagai komentar yang keluar tersebut menimbulkan kekhawatiran di antara beberapa investor di Wall Street bahwa pembicaraan perdagangan antara Cina dan AS bisa memakan waktu lebih lama untuk diselesaikan daripada yang diperkirakan sebelumnya.
"Minggu demi minggu, kami telah mendengar ada kemajuan dan bahwa kesepakatan akan tercapai," kata Kate Warne, analis Edward Jones di St. Louis. "Namun ternyata sekarang tidak sesuai harapan," lanjut dia.
Investor menyatakan keprihatinannya jika tarif tambahan diberlakukan. Hal tersebut dapat mengganggu rantai pasokan dan juga pertumbuhan ekonomi.
"Ancaman tarif belum ditelusuri sejak akhir Desember," kata Kim Forrest, analis Bokeh Capital Partners di Pittsburgh. "Itu bisa mengganggu simbiosis antara Cina dan Amerika Serikat." kata dia.