Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.805 per dolar AS pada Selasa (19/5) pagi. Posisi ini menguat 45 poin atau 0,3 persen dari Senin (18/5) sore.
Di kawasan Asia, rupiah menguat bersama won Korea Selatan 0,67 persen, peso Filipina 0,21 persen, baht Thailand 0,19 persen, dan yuan China 0,03 persen. Sementara dolar Hong Kong stagnan.
Sedangkan yen Jepang dan dolar Singapura berada di zona merah, masing-masing melemah 0,08 persen dan minus 0,04 persen dari dolar AS. Begitu pula dengan mayoritas mata uang utama negara maju.
Dolar Kanada melemah 0,08 persen, franc Swiss minus 0,07 persen, euro Eropa minus 0,05 persen, dan rubel Rusia minus 0,01 persen. Namun, poundsterling Inggris menguat 0,09 persen dan dolar Australia 0,03 persen.
Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan pergerakan nilai tukar rupiah akan menguat pada hari ini. Penguatan dipengaruhi sentimen positif penemuan vaksin virus corona atau Covid-19. Penemuan diklaim oleh Moderna, salah satu perusahaan bioteknologi dari AS.
Menurutnya, sentimen ini akan disambut baik oleh pelaku pasar karena bisa menghentikan pandemi corona. Selanjutnya, diharapkan juga bisa memulihkan perekonomian. Potensinya rupiah hari ini bergerak Rp14.750 sampai Rp15 ribu per dolar AS.
Selain itu, menurut Ariston, kemungkinan mata uang Garuda juga akan terpengaruh oleh sentimen pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI). Proyeksinya, BI kemungkinan akan tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuan di posisi 4,5 persen pada bulan ini.
"Hal ini mengikuti The Fed dan bank sentral lain. BI mungkin menggunakan tools lain untuk melakukan stimulus. Sikap optimis BI akan membantu penguatan rupiah," katanya.