Nilai tukar rupiah berada di level Rp15.704 per dolar AS pada Selasa (14/4). Posisi tersebut melemah 0,47 persen dibandingkan Senin (13/4) sore.
Pagi ini, rupiah melemah saat mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau menguat terhadap dolar AS. Tercatat, yen Jepang menguat 0,14 persen, dolar Singapura menguat 0,07 persen, dolar Taiwan menguat 0,09 persen, won Korea Selatan menguat 0,07 persen, dan peso Filipina menguat 0,09 persen.
Lebih lanjut, rupee India menguat 0,02 persen, yuan China menguat 0,12 persen, dan ringgit Malaysia menguat 0,05 persen. Mata uang Garuda melemah bersama baht Thailand sebesar 0,06 persen. Sedangkan dolar Hong Kong stagnan terhadap dolar AS.
Sementara itu, mata uang di negara maju kompak menguat terhadap dolar AS. Terpantau, poundsterling Inggris menguat 0,34 persen, dolar Australia menguat 0,77 persen, dolar Kanada menguat 0,23 persen,dan franc Swiss menguat 0,29 persen.
Meski dibuka lesu, Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah melaju perkasa hari ini. Penguatan ini ditopang proyeksi penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang diumumkan usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) hari ini.
Sebelumnya, bank sentral memutuskan untuk menurunkan tingkat suku bunga acuan (7 Days Reverse Repo Rate/7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,5 persen pada Maret 2020..
Selain itu, pasar juga menanti pengumuman neraca perdagangan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada Rabu (15/4). Ia meramalkan neraca dagang kembali surplus pada Maret ini.
Pada Februari lalu, neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus US$2,34 miliar secara bulanan. Nilai ekspor mencapai US$13,94 miliar atau tumbuh 2,24 persen dari US$13,41 miliar pada Januari 2020.
Sementara nilai impor hanya mencapai US$11,6 miliar atau anjlok 18,69 persen dari US$14,28 miliar pada bulan sebelumnya. Rupiah kemungkinan masih akan menguat di level Rp15.500-Rp15.630 per dolar AS hari ini.