Nilai tukar rupiah melemah ke Rp13.915 per dolar AS atau sebesar 0,27 persen pada perdagangan pasar spot, Rabu (8/1) pagi. Sebelumnya, posisi rupiah berada di Rp13.878 per dolar AS pada penutupan perdagangan Selasa (7/1) sore.
Pagi hari ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia melemah terhadap dolar AS. Terpantau, won Korea melemah sebesar 0,96 persen, ringgit Malaysia 0,51 persen, dolar Singapura 0,16 persen, dan lira Turki 0,16 persen.
Sementara, penguatan terhadap dolar AS terjadi pada yen Jepang sebesar 0,60 persen, baht Thailand 0,08 persen, dan dolar Hong Kong 0,05 persen.
Kemudian, di negara maju, mayoritas nilai tukar bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris melemah 0,09 persen, dan dolar Australia menguat 0,21 persen. Sementara dolar Kanada bergerak menguat 0,06 persen, diikuti euro yang menguat sebesar 0,07 persen terhadap dolar AS.
Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai pelemahan rupiah disebabkan oleh sentimen dari serangan balasan Iran kepada basis Militer AS.
Diketahui, terdapat serangan militer balasan dari Iran ke basis militer AS di Irak dengan cara menembakkan rudal, pada Rabu (8/1) dini hari.
Menurut Ariston, serangan balasan ini bisa memicu aksi saling membalas, dan dapat berujung perang di Timur Tengah, yang berpotensi mempengaruhi perekonomian secara global. Sentimen hindar resiko akan membayangi perdagangan di pasar keuangan hari ini, termasuk rupiah. Rupiah bisa melemah hari ini, mungkin bisa ke atas Rp14 ribu per dolar AS.
Harga minyak mentah yang turut naik, juga berpotensi membebani rupiah karena CAD Indonesia yang memburuk. Lebih lanjut, Ariston berpendapat rupiah akan bergerak di kisaran Rp13.900 hingga Rp14.050 per dolar AS pada hari ini.